Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan konstruksi PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) tengah mengkaji alternatif pendanaan lewat penerbitan obligasi tahun depan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi jika perseroan batal memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2016.
Direktur Utama PTPP, Bambang Triwibowo menyatakan, sebenarnya perseroan optimistis bisa mendapat tambahan modal tahun 2016. Kendati pun batal, pengerjaan proyek-proyek perseroan tahun depan tidak akan terganggu lantaran masih memiliki ruang untuk menerbitkan obligasi.
"Kalau PMN mundur, proyek kami mungkin akan jalan tahun depan pada Agustus September. Kalau tidak disetujui, tidak masalah karena kami masih punya ruang obligasi," katanya di Jakarta, Rabu (1/11).
Hanya saja, PTPP belum bisa menyampaikan jumlah obligasi yang akan diterbitkan tahun depan karena masih dalam proses kajian perseroan. Selain itu, penetapan waktu dan jenis surat utang yang akan diterbitkan masih akan disesuaikan dengan perkembangan pasar.
Sebelumnya, PTPP diusulkan pemerintah mendapat PMN Rp 2,25 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Namun, DPR menolak usulan tersebut bersama dengan usulan PMN terhadap 23 perusahaan BUMN lain dan meminta untuk dibahas kembali dalam APBN Perubahan 2016.
Untuk mendapat suntikan modal tersebut, PTPP berencana juga melakukan penerbitan saham baru melalui mekanisme right issue dengan target dana Rp 4,2 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk menggarap proyek dermaga dan Kawasan Industri Kuala Tanjung, 6 ruas jalan tol di DKI Jakarta, Jalan tol Medan-Kualanamu, Jalan Tol Manado Bitung, Jalan Tol Samarinda-Balikpapan, serta proyek rusunami.
Direktur Keuangan PTPP, Tumiyana mengatakan, perseroan akan melakukan mencari pendanaan yang lebih efisien untuk membiayai belanja kerja dan belanja modal perseroan tahun depan. "Kami akan mencari kombinasi yang paling murah, bisa obligasi, pinjaman bank atau MTN. Akan dimix (kombinasikan) agar efisien," katanya.
Tumiyana memperkirakan, kebutuhan belanja kerja PTPP tahun depan akan mencapai 30%-35% dari total pendapatan perseroan. Tahun ini, emiten pelat merah ini menargetkan pendapatan sebesar Rp 15,63 triliun. Itu artinya, kebutuhan belanja kerja perseroan tahun depan sekitar Rp 4,6 triliun -Rp 5,4 triliun. Sementara belanja modal ditargetkan Rp 2 triliun.
Tahun depan PTPP menargetkan order book atau nilai proyek 66 triliun yang terdiri dari 30 triliun kontrak baru dan 36 triliun carry over dari tahun ini. Dengan begitu perseroan optimis tahun depan kinerja perseroan akan lebih baik. Meski belum menetapkan target pasti, PTPP membidik pendapatan Rp 20 triliun dan laba bersih Rp 1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News