Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut. Mengutip Bloomberg, Jumat (2/3), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,07% ke level Rp 13.757 per dollar AS. Sepekan, mata uang Garuda bahkan terdepresiasi 0,65%.
Lantaran bisnisnya cukup sensitif dengan pergerakan kurs, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mengatur strategi untuk mengkompensasi tekanan tersebut. Salah satu caranya, membeli bahan baku dengan jumlah yang besar untuk stok jangka panjang.
Direktur Keuangan KAEF Suharta Wijaya menjelaskan, pasokan bahan baku untuk KAEF selama ini didapat melalui proses tender. Pemenang tender menjadi pemasok bahan baku selama jangka waktu setahun. "Mulai tahun ini, jangka waktunya selama dua tahun," ujar Suharta kepada KONTAN, Jumat (2/3).
Saat membeli bahan baku, KAEF menggunakan kurs rupiah di pasar spot. Tapi, karena KAEF membeli dalam jumlah yang besar dengan jangka waktu yang lama, untuk pasokan dua tahun sekaligus, posisi KAEF untuk melakukan tawar menawar harga menjadi lebih kuat.
Dengan skema pembelian besar-besaran seperti itu, KAEF bisa menekan harga bahan baku antara 5% hingga 10%. Besaran ini tentu lebih dari cukup untuk mengkompensasi pelemahan kurs yang terjadi.
Malah, strategi seperti ini dinilai lebih efektif dibandingkan melakukan aktivitas lindung nilai atawa hedging. Hedging justru membutuhkan biaya yang lebih mahal.
Suharta meyakini, pelemahan kurs yang terjadi saat ini tak berpengaruh banyak terhadap laba perusahaan. "Rupiah melemah hingga Rp 14.000, kami masih bisa laba," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News