kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Juragan jalan tol merambah bisnis properti


Senin, 02 Desember 2013 / 21:48 WIB
Juragan jalan tol merambah bisnis properti
ILUSTRASI. Menilik prospek emiten-emiten penambang logam industri seiring penurunan harga komoditas logam industri


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Tekad PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menggeluti bisnis properti sudah bulat. Melalui anak usahanya, PT Jasamarga Properti (JMP), operator jalan tol itu akan membangun properti di Jakarta dan Surabaya di 2014.

JMP yang berdiri Januari 2013 memiliki bidang usaha pembangunan, penjualan dan jasa properti. Hingga September 2013, JMP yang memiliki aset Rp 23,71 miliar itu belum mencetak pendapatan karena belum menggarap proyek. Sang induk pun berencana menyuntikkan modal senilai Rp 80 miliar di 2013 dan Rp 120 miliar pada tahun 2014.

Asal tahu saja, JSMR memiliki lahan seluas 5 hektare (ha) yang bisa dimanfaatkan. Lahan itu berasal dari akuisisi dan sisa pembebasan jalan.

Steven Gunawan analis Batavia Prosperindo Sekuritas bilang, manajemen JSMR belum memberikan informasi detail soal bisnis properti tersebut. Bisnis baru itu kemungkinan baru akan berkontribusi bagi JSMR pada 2015, tapi  tidak signifikan. Toh, keputusan JSMR masuk bisnis properti cukup prospektif. Apalagi, backlog alias kekurangan pasokan properti saja mencapai 15 juta unit di tahun ini.

Kata Steven, JSMR bisa mengikuti emiten BUMN lain seperti PT Adhi Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT PP Tbk, yang melakukan diversifikasi ke bisnis properti, dan ternyata hasilnya menguntungkan.

Steven menduga, di bisnis properti ini, JSMR bakal mengikuti jejak emiten-emiten BUMN tersebut dengan menyasar segmen konsumen kelas menengah dan menengah bawah.

Meski bisnis properti dibayangi pengetatan aturan loan to value (LTV) serta kenaikan suku bunga kredit, namun Steven meyakini, permintaan rumah masih tinggi. Konsumen juga tidak akan menunggu bunga turun, karena  harga rumah kian tinggi.


Tetapi memang, bisnis properti JSMR belum bisa dikalkulasi analis. Namun merujuk kinerja hingga September 2013, analis optimistis terhadap kinerja JSMR ke depan.

Analis Ciptadana Securities, Kris Jonan memperkirakan, hingga akhir 2013, pendapatan JSMR akan naik 4,19% year on year (yoy) menjadi Rp 9,45 triliun. Sementara, laba bersih JSMR diperkirakan tumbuh 34,07% menjadi Rp 614 miliar. Tahun depan, proyeksi pendapatan JSMR senilai Rp 10,3 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,9 triliun.

Kinerja tahun depan bakal jauh lebih baik karena JSMR sudah mengoperasikan sejumlah jalan tol baru, seperti jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Bali yang mulai beroperasi kuartal empat 2013, jalan tol Ungaran-Bawen, serta Jakarta Outer Ring Road (JORR) W2 Utara.  Pundi JSMR juga akan bertambah gendut karena di tahun ini tarif sejumlah jalan tol dinaikkan.

Kris merekomendasikan buy saham JSMR dengan target harga Rp 6.300 per saham. Harga itu merepresentasikan price earning ratio (PER) 2014 sebesar 22 kali.

Steven juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 6.400. Steven memprediksi, laba bersih JSMR di 2013 akan turun 15,63% menjadi Rp 1,35 triliun. Tapi di 2014, laba akan naik  15,56% menjadi Rp 1,56 triliun.

Handoko Wijoyo analis dari Mandiri Sekuritas juga merekomendasikan buy saham JSMR dengan target harga Rp 6.700. Kemarin, harga JSMR naik 3,92% ke Rp 5.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×