Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONG KONG. Pagi ini (31/7), won Korea Selatan dan dollar Singapura mencatatkan penguatan terbesar di antara mata uang Asia lainnya sepanjang Juli. Salah satu sentimen yang mengangkat pamor mata uang Asia adalah optimisme investor bahwa bank sentral dunia akan meningkatkan upaya untuk mengatasi perlambatan ekonomi global.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 12.24 waktu Seoul, won menguat 1,1% menjadi 1.133,45 per dollar AS dari posisi bulan lalu. Sedangkan dollar Singapura terapresiasi 1,9% menjadi S$ 1,245 pada periode yang sama.
Penguatan juga terjadi pada sejumlah mata uang Asia lainnya. Misalnya saja peso Filipina yang menguat 0,8% menjadi 41,817 dan baht Thailand yang menguat 0,6% menjadi 31,55. Sedangkan ringgit Malaysia menguat 0,8% menjadi 3,1435.
Meski demikian, pergerakan Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index tidak banyak mencatatkan perubahan setelah naik 1,2% pada Juni.
Sejumlah analis menilai, banyak investor yang optimistis, bank sentral global akan segera mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menggairahkan kembali perekonomian. "Ada harapan besar bahwa situasi di zona Eropa akan semakin membaik dan the Fed segera mengambol aksi. Apalagi, sejumlah sinyal perlambatan ekonomi semakin meningkat yang akan mendorong bank sentral untuk segera bertindak," papar Suresh Kumar Ramanathan, head of regional currency strategy CIMB Investment Bank Bhd di Kuala Lumpur.
Sekadar tambahan, di negara Asia lainnya, rupiah Indonesia melemah 0,5% sepanjang bulan ini menjadi 9.477 per dollar. Sedangkan dollar Taiwan melemah 0,4% menjadi NT$ 30,025 dan dong Vietnam tak banyak mencatatkan perubahan di posisi 20.868.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News