kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

JPMorgan: Jika tak segera tembus US$ 60.000, harga Bitcoin dalam tren turun


Kamis, 22 April 2021 / 04:00 WIB
JPMorgan: Jika tak segera tembus US$ 60.000, harga Bitcoin dalam tren turun


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga bitcoin dalam sepekan terakhir melemah 11,61%. Penurunan ini seakan membenarkan kekhawatiran Managing Director JPMorgan Chase & Co Nikolaos Panigirtzoglou yang beberapa waktu terakhir meragukan harga Bitcoin. 

Panigirtzoglou dalam riset yang ditulis pada Selasa (20/4) menjelaskan, jika cryptocurrency dengan kapitalisasi terbesar tidak segera dapat menembus level atas US$ 60.000 maka ada sinyal harga Bitcoin dalam momentum runtuh bisa terjadi. Sebab ada sebuah tanda pedagang, Penasihat Perdagangan Komoditas (CTA) dan kripto fund akumulasi Bitcoin secara gradual dalam jumlah banyak dan biasanya akan melepas pada saat terakhir. 

Baca Juga: Pengelola dana negara produsen minyak akan jual saham US$ 225 miliar di pasar

"Selama beberapa hari terakhir, likuiditas pasar berjangka Bitcoin mirip dengan pertengahan Februari lalu, pertengahan Januari lalu atau akhir November lalu," kata ahli strategi JP Morgan, Panigirtzoglou. Menurut dia, ini sinyal momentum secara alami akan runtuh selama beberapa bulan, mengingat levelnya yang masih tinggi.

Beberapa waktu yang disebutkan tersebut memberi gambaran pergerakan cukup kuat untuk memungkinkan Bitcoin dengan cepat menembus level resistance kunci. Menurut JP Morgan ini menandakan momentum jenuh. 

Bitcoin telah kehilangan momentum dalam beberapa hari terakhir setelah hampir mencapai US$ 65.000. "Apakah kita melihat pengulangan episode sebelumnya dalam beberapa waktu ini masih harus dilihat," kata ahli strategi JPMorgan. 

Menurut Panigirtzoglou, momentum penurunan harga tampaknya memungkinkan jika sulit untuk berbalik. Sebab ia menambahkan, aliran dana ke Bitcoin tampak lemah. 

Bitcoin naik di level tertinggi di US$ 64.870 saat Coinbase Global Inc. terdaftar di Nasdaq. Akan tetapi, harga bitcoin kemudian turun kembali ke US$ 55.000. Namun cryptocurrency tersebut masih naik sekitar 90% secara year-to-date.

Harga bitcoin telah turun dalam seminggu terakhir dan sedang berjuang untuk menyalip rata-rata pergerakan 50 hari di sekitar US$ 56.819. Ini menandakan ada indikator bearish dan menentukan tren momentum harga. 

Baca Juga: Peritel online Newegg menerima pembayaran pakai Dogecoin

Jika Bitcoin tidak dapat menembus garis tren jangka pendeknya, Bitcoin dapat bergerak lebih rendah dan menguji level US$ 50.000 atau turun lagi 10% dari posisi saat ini. JPMorgan menyebut, area support bitcoin berikutnya adalah rata-rata pergerakan 100 hari yakni di US$ 49.212. Itu akan menandakan penurunan 11% dari level perdagangan hari Rabu.

Koin kripto yang lebih kecil dan alternatif lain juga tengah berjuang dalam dalam beberapa hari terakhir. Harga Dogecoin dan koin alternatif lain turun sekitar 20% untuk diperdagangkan sekitar 31 sen. Itu turun dari level tertinggi 42 sen sehari sebelumnya, menurut CoinMarketCap.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×