kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

JP Morgan Blackrock Vanguard Beli Saham Blue Chip Ini, Investor Receh Jual/Beli?


Kamis, 10 Juli 2025 / 06:25 WIB
JP Morgan Blackrock Vanguard Beli Saham Blue Chip Ini, Investor Receh Jual/Beli?
ILUSTRASI. JP Morgan Blackrock Vanguard Beli Saham Blue Chip Ini, Investor Receh Jual/Beli?


Reporter: Adrianus Octaviano, Selvi Mayasari | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat tren koreksi harga membayangi saham blue chip PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), sejatinya investor asing diam-diam sudah mulai melakukan aksi beli. Lalu, apakah investor ritel perlu mengikuti langkah investor asing raksasa tersebut?

Blackrock, JP Morgan, hingga Vanguard Group secara perlahan mulai konsisten mengakumulasi saham BBRI sejak di kuartal II-2025. Mengutip Bloomberg (8/7), Blackrock Inc terlihat masih aktif menambah kepemilikan di saham bank yang akrab dengan wong cilik ini di Juli 2025 ini.

Hingga Senin (7/7), Blackrock telah mengempit saham BRI sebanyak 2,36 miliar saham dari posisi akhir kuartal II-2025 yang hanya sekitar 2,34 miliar saham.

Pada perdagangan Rabu 9 Juli 2025, harga saham BBRI parkir di level 3.680, naik 10 poin atau 0,27% dibandingkan sehari sebelumnya. Sejak awal tahun 2025, harga saham BBRI terakumulasi melemah 530 poin atau 12,59%.

Baca Juga: Saham Ini Setor Dividen Rp 9,5 Miliar Untuk Lo Kheng Hong, Apakah Layak Beli?

Jika dilihat lebih jauh, perusahaan investasi asal AS ini telah melakukan aksi akumulasi sejak awal tahun 2025. Di mana, pada posisi akhir Desember 2024, Blackrock memegang BBRI sebanyak 2,18 miliar saham.

Lebih lanjut, di tiga bulan pertama 2025, kepemilikan Blackrock di saham BRI ini mulai bertambah menjadi Rp 2,32 miliar saham. Penambahan tersebut pun terus bertambah hingga saat ini.

Tak hanya Blackrock,  Vanguard Group juga menjadi institusi asing yang secara bertahap menambah kepemilikan sahamnya BRI, bahkan perusahaan investasi ini juga melakukan akumulasi di semua big banks.

Vanguard bahkan tercatat tidak pernah melakukan aksi jual dibandingkan investor asing jika dilihat secara kuartalan dalam setahun terakhir. Di 2025 sendiri, Vanguard telah menambah  sekitar 91 juta saham BRI untuk dikoleksi.

Adapun, hingga akhir kuartal II-2025, Vanguard telah menggenggam saham BBRI sebanyak 3,09 miliar saham. Di mana, Vanguard juga menjadi institusi asing yang paling banyak memiliki saham BRI.

Terakhir, ada pula investor global kawakan, JPMorgan Chase & Co. yang kembali memborong saham BRI di kuartal II/2025. JPMorgan membeli 117,42 juta saham BRI selama April hingga Juni 2025. Hal tersebut menjadikan total kepemilikan mereka mencapai 1,54 miliar saham. 

 

Aksi beli ini mencerminkan pembalikan arah strategi JPMorgan. Mengingat, pada kuartal I-2025, bank terbesar dari AS ini sebelumnya menjual lebih dari 500 juta saham BRI.

Tonton: Negosiasi Tak Tercapai, Trump Ancam Terapkan Tarif Baru Hingga 70% yang Berlaku Awal Agustus

Rekomendasi saham BBRI

Mengutip Bloomberg, Dari total 37 analis sebanyak 31 analis atau 84% diantaranya merekomendasikan beli, 5 tahun, dengan target harga rata-rata 12 bulan ke depan sebesar Rp 4.703,61. Dengan demikian jika dibandingkan dengan harga per 1 Juli 2025 di level Rp3.700 per lembar, maka saham BBRI akan memberikan potensi imbal hasil sekitar 27,1%.

Di samping itu, rekomendasi buy terhadap saham BBRI juga disampaikan Analis Trimegah Sekuritas Jonathan Gunawan dalam laporannya.

“Kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk BBRI dengan target harga Rp5.400”, tulisnya, Senin (7/7).

Dalam proyeksi terbaru untuk tahun fiskal 2025, Trimegah mengungkapkan meski diperkirakan ada penurunan laba bersih, pemulihan akan terlihat pada paruh kedua tahun ini.

“Kami percaya bahwa momentum pada semester II/2025 akan meningkat, didukung oleh pemulihan segmen pinjaman mikro dan normalisasi bertahap kualitas aset,” ujarnya.

Pemerintah melalui program strategis seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebut akan memberikan dampak struktural terhadap likuiditas di pasar massal, khususnya segmen UMKM.

“Kami memperkirakan transfer likuiditas ke pasar massal akan mulai terlihat pada paruh kedua 2025, didorong oleh skala besar program pemerintah seperti Program Makan Gratis,” imbuh Jonathan.

Jonathan menambahkan bahwa program ini dapat mempersempit kesenjangan pertumbuhan dana pihak ketiga antara segmen korporasi dan UMKM. Bahkan, diperkirakan likuiditas tambahan yang disuntikkan ke ekonomi dapat mencapai Rp342 triliun, atau setara dengan 22,8% dari total pinjaman UMKM industri per April 2025.

“Jika share simpanan UMKM mulai tumbuh akibat transfer fiskal ini, hal tersebut bisa menjadi katalis struktural bagi momentum pembiayaan mikro BBRI ke depan," tambahnya.

Sementara itu di tengah tekanan pasar dan ketidakpastian geopolitik dunia, kepercayaan investor global terhadap PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) justru menguat. Hal ini tercermin dari langkah JP Morgan Chase & Co. yang secara signifikan menambah porsi kepemilikannya di saham BBRI sepanjang kuartal II/2025.

Berdasarkan data Bloomberg, JP Morgan membeli 117,42 juta saham BRI selama April hingga Juni 2025, menjadikan total kepemilikan mereka mencapai 1,54 miliar saham. Aksi beli ini mencerminkan pembalikan arah strategi JP Morgan yang sebelumnya menjual lebih dari 500 juta saham BRI pada kuartal I tahun ini. Hal ini memperkuat pandangan bahwa BRI kini menjadi fokus utama investor institusi besar, bahkan di tengah koreksi pasar yang masih berlangsung.

Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada menilai langkah JP Morgan menambah saham BBRI di tengah pelemahan pasar bukan hanya sinyal investasi dalam memanfaatkan momentum yang ada, tetapi juga cerminan dari market trust terhadap arah transformasi dan fondasi fundamental bisnis BRI yang kuat.

Dengan strategi jangka panjang yang konsisten dan komitmen terhadap tata kelola yang transparan, BRI dinilai siap menjadi pilar utama pemulihan pasar dan pertumbuhan inklusif nasional di masa mendatang. Dia juga menyorot pernyataan Direktur Utama BRI Hery Gunardi yang menegaskan bahwa strategi transformasi yang sedang dilakukan oleh perseroan saat ini.

“Meskipun saat ini saham BBRI sedang mengalami tekanan seiring dengan kondisi pasar, namun secara fundamental masih kokoh, dengan dukungan fondasi bisnisnya yang kuat juga strategi transformasi,” ujarnya.

Sebelumnya, Hery mengungkapkan bahwa perusahaan tengah mengakselerasi transformasi melalui program BRIVolution Reignite. Transformasi ini mencakup penguatan aspek bisnis, tata kelola, manajemen risiko, hingga digitalisasi operasional, yang semuanya mengarah pada visi BRI menjadi The Most Profitable Bank di Asia Tenggara pada 2030.

“Kami tetap fokus pada penguatan fundamental baik dari sisi pendanaan, penyaluran kredit yang berkualitas, peningkatan kapabilitas digital, penerapan manajemen risiko yang memadai hingga pengembangan SDM,” ujar Hery.

Selanjutnya: Tarif Trump: Apa Saja yang Sudah Berlaku dan Akan Datang?

Menarik Dibaca: Awas 4 Tanda Ini Bisa Muncul jika Anda Terlalu Sering Eksfoliasi Kulit Wajah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×