Reporter: Annisa Aninditya Wibawa, Ragil Nugroho | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kepastian pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan berlaga di pemilu presiden, 9 Juli nanti, tak kuasa mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Malah, aksi ambil untung di pasar modal berlanjut. Alhasil, indeks pun terjungkal ke bawah level 5.000.
Kemarin, indeks saham longsor 2,37% ke level 4.895,96. Meski harga saham tertekan, lagi-lagi investor asing masih membukukan pembelian bersih senilai Rp 508,67 miliar. Total jenderal, di tahun ini, asing sudah membukukan net buy Rp 41,18 triliun.
Kata analis, indeks melemah lantaran pasar melihat pertarungan pemilu presiden antara Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla, dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bakal sengit. Kini, kedua pasangan itu memiliki kans sama besar. Terlebih setelah dukungan partai politik ke Prabowo-Hatta menguat.
Pasar khawatir, kans Jokowi memenangkan pemilu presiden menipis. Maklum, Andy Ferdinand, Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas menyebutkan, Jokowi adalah calon presiden idola pasar.
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan KONTAN terhadap 20 analis pasar modal, mayoritas para analis memang mengharapkan Jokowi-JK memenangkan pemilu presiden (lihat infografik). Di mata analis, masing-masing pasangan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalau pun Jokowi-JK terpilih akan kesulitan mewujudkan program-programnya lantaran dukungan politik di legislatif kurang.
"Koalisi yang dibangun Partai Gerindra akan membebani Jokowi apabila ia maju sebagai presiden," kata Ibnu Anjar Widodo, Kepala Riset Henan Putihrai. Sebaliknya, Prabowo-Hatta lebih mudah menjalankan program-programnya apabila menang. Sebab pasangan ini menguasai 52% kursi DPR.
Kalkulasi politik inilah, yang menurut Kepala Riset Bahana Securities, Harry Su, direspon negatif pasar sehingga membuat indeks saham melemah. Ibnu mengakui, pasar lebih menyukai pasangan Jokowi-JK karena program-programnya lebih pro pasar. Lagi pula, jejak rekam kepemimpinan pasangan ini sudah teruji.
Andy yakin, indeks saham akan melaju bila presiden terpilih sesuai selera pasar. Proyeksi dia, di akhir tahun ini, IHSG bisa menyenggol level 5.200.
Sedangkan, Harry memperkirakan, IHSG akan berada di posisi 5.000 di pengujung 2014 dan bakal menuju level 5.600 di tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News