Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) memiliki landbank yang terbilang sedikit. Sudah sedikit, lokasinya pun juga tersebar dimana-mana. Tapi, hal ini bukan berarti halangan bagi perseroan untuk mengembangkan bisnisnya.
Sanni Satrio Dwi utomo, analis Bahana Securities menjelaskan, berbekal hasil IPO yang dilakukan beberapa waktu lalu, PPRO cukup efisien dalam penggunaannya untuk memaksimalkan 58 ha land bank yang dimiliki.
Perseroan menambah 4 ha landbank lagi pada kuartal III lalu, dan berencana menambah 4 ha lagi pada akhir tahun ini. karena landbank yang kecil, maka kebanyakan portofolio PPRO merupakan bangunan vertikal, tepatnya sebesar 96% dari keseluruhan portofolio bisnis yang dimiliki.
Namun, masih ada sejumlah hal yang bisa menjadi pemberat laju peforma PPRO. Pertama, soal kondisi makro industri properti tahun depan yang diperkirakan belum begitu oke. "Karena rata-rata pertumbuhan marketing sales properti tahun depan diprediksi hanya tumbuh 9%," imbuh Sanni, (28/12).
Sedikitnya landbank yang dimiliki sedikit banyak juga turut mempengaruhi. Dengan landbank seluas itu, arahnya nanti PPRO bakal banyak mengejar proyek joint venture (JV). PPRO bakal bekerja sama dengan landlord untuk mengembangkan suatu lahan.
Dengan skema seperti ini, PPRO memang tidak perlu repot-repot mencari tanah dan mengeluarkan sendiri untuk mengakuisisinya. Namun, margin yang ditawarkan jika menggunakan skema JV juga tidak sebesar jika dibandingkan dengan memiliki lahan sendiri lalu dikembangkan.
Oleh sebab itu, Sanni memprediksi pertumbuhan pendapatan PPRO tahun depan hanya tumbuh 10% dibanding estimasi tahun ini yang sebesar Rp 1,54 triliun.
"Estimasi pertumbuhan itu lebih konservatif dibanding target dari manajemen PPRO," ujar Sanni. Sedikitnya porsi pendapatan berulang atau recurring income juga menjadi salah satu resiko jika ingin masuk ke saham PPRO.
Kendati demikian, PPRO sudah memiliki beberapa rencana bisnis kedepan. Perseroan berencana membangun tiga mall, dua hotel dan satu office tower dalam tiga tahun ke depan. Hal ini bisa menjadi katalis pertumbuhan pendapatan yang lebih terakselerasi. Pada 2017, pendapatan PPRO diperkirakan mencapai Rp 1,91 triliun.
Mengacu pada hal ini, Sanni merekomendasikan hold dengan target harga Rp 180 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News