Reporter: Nuria Bonita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah sekian lama tak terdengar, kini, PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) sedang berbenah diri. Caranya dengan merestrukturisasi anak usahanya. Sebagai bagian dari rencana tersebut, perusahaan properti milik Johannes Kotjo ini berencana menjual kepemilikan saham di anak usahanya.
Sebagai langkah awal, Bhuwanatala sudah menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan investor strategis untuk menjual 1,32 miliar saham atau 47,68% dari total modal disetor PT Suryagajah Maspertiwi. Menurut Sekretaris Perusahaan Bhuwanatala Hengki Heriandono, pihaknya akan menjual seluruh kepemilikan saham di anak usaha itu kepada perusahaan properti PT Aristiara Mulia.
Bhuwanatala memiliki saham Suryagajah melalui anak usahanya, PT BIP Lokakencana. Hengki mengungkapkan, Bhuwanatala telah membuat kesepakatan dengan Aristiara pada Maret lalu. Nilai penjualan 47,68% saham tersebut mencapai Rp 95,38 miliar. Berarti, emiten bersandi saham BIPP ini menjual Suryagajah seharga Rp 72 per saham.
Sedangkan berdasarkan hasil penilai independen yaitu PT Alpro Dinamika, nilai wajar 47,68% saham Suryagajah sebesar Rp 91,69 miliar atau Rp 69,21 per saham. Berarti, harga transaksi tersebut lebih tinggi 4,03% dari nilai wajar perusahaan.
Selanjutnya, Bhuwanatala bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 September nanti guna meminta persetujuan dari pemegang saham. "Setelah mendapat persetujuan maka transaksi itu bisa selesai sekitar akhir September," kata Hengki kepada KONTAN, pekan ini.
Hengki juga menjelaskan, perusahaan memutuskan untuk menjual Suryagajah karena selama ini perusahaan properti tersebut tak produktif dan hanya menjadi beban. Nah, demi menghindari beban utang yang terlalu besar maka BIPP memutuskan melepas anak usaha itu.
Duit dari hasil penjualan saham Suryagajah akan digunakan untuk membiayai berbagai proyek properti lain yang lebih produktif. Herry menjelaskan, saat ini Bhuwanatala tengah mencari aset tanah yang bisa dikembangkan untuk proyek perumahan. Selain itu, perusahaan masih fokus mengembangkan operasional gedung Graha BIP di Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Meski sudah bisa mengantongi tambahan dana segar untuk mengembangkan proyek baru, Bhuwanatala masih belum yakin mampu mendulang untung pada tahun ini. "Tapi kami akan berusaha meminimalisir rugi," ujar Hengki. Sekadar informasi, pendapatan BIPP pada semester satu ini hanya Rp 15,52 miliar dan menderita kerugian Rp 395,39 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News