kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Joe Biden jadi presiden AS terpilih, investor mesti cermati hal ini


Senin, 09 November 2020 / 16:53 WIB
Joe Biden jadi presiden AS terpilih, investor mesti cermati hal ini
ILUSTRASI. Karyawan memotret layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terpilihnya Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) diprediksi akan memberikan angin segar bagi emerging market. 

Analis HP Sekuritas Liza Camelia menjelaskan setelah terpilihnya Joe Biden, pasar perlu memperhatikan senat AS nantinya akan diisi oleh mayoritas Partai Republik atau Partai Demokrat. Apabila senat diisi oleh mayoritas Republik maka rencana kucuran paket stimulus mungkin akan tertunda atau tidak akan sebesar rencana awal yaitu US$ 2,2 triliun. 

Hal ini akan menyebabkan The Fed perlu menjaga interest rate tetap rendah dibanding mata uang negara-negara G10 lainnya supaya sektor riil mampu bergulir. Oleh karena itu, Liza memproyeksikan Dolar AS masih akan dalam tren pelemahan. Kondisi ini akan bagus bagi saham-saham perbankan Indonesia.

Baca Juga: IHSG meroket, kinerja reksadana ikut terangkat

Lebih lanjut lagi, current account deficit (CAD) diperkirakan akan terus melebar sehingga AS perlu mencari pendanaan (funding) lebih dengan berhutang.  "Nah bertambahnya tingkat utang AS ini menyebabkan dolar AS mulai ditinggalkan sebagai safe-heaven, dan meninggalkan emas sebagai the only safe-heaven yang sementara ini mungkin masih mampu bertahan naik," jelas Liza, Senin (9/11). 

Sementara itu, yang menjadi perhatian dari rencana pemerintahan Joe Biden antara lain rencana investasi US$ 1,3 triliun selama 10 tahun pada sektor infrastruktur energi terbarukan seperti kendaraan listrik, jaringan listrik, air, dan transportasi. Kebijakan ini tentunya akan mempengaruhi pergerakan saham INCO dan ANTM.

Sedangkan dari sisi energi, pemerintahan Joe Biden akan mengetatkan peraturan yang mengedepankan kelestarian lingkungan. Sehingga diperkirakan bakal memberikan dampak menyulitkan bagi perusahaan pertambangan yang kurang perhatian pada faktor environmental, social, dan governance (ESG), serta produksi minyak dan gas. 

Dengan demikian mengurangi supply komoditi tambang dan berpotensi menaikkan harga minyak. Kondisi ini nantinya bakal mempengaruhi pergerakan saham MEDC dan ELSA.  

Baca Juga: IHSG naik 0,38% ke 5.356 pada perdagangan Senin (9/11), saham bank diborong asing

Dari kondisi-kondisi di atas, saat ini Liza menyarankan investor untuk sell on strength saham ANTM karena secara teknikal telah berada kembali pada resistance level tertinggi tahun lalu di area Rp 1.175.  




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×