kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jika rating S&P tak naik, apa daya tarik RI?


Minggu, 14 Mei 2017 / 20:45 WIB
Jika rating S&P tak naik, apa daya tarik RI?


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Indonesia tengah menanti hasil pemeringkatan oleh Standard and Poor's (S&P) ke level investment grade. Sentimen ini bisa menarik dana asing semakin deras ke dalam negeri. Pemeringkatan ini, bisa merangsang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Agustini Hamid, Head of Research Infinitum Advisory menyatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah Indonesia bisa mendapatkan investment grade atau tidak. Menurutnya, Indonesia saat ini sedang dalam taraf pembangunan. "Kondisi ekonomi di pemerintahan Jokowi baru berjalan tahun ini. Setelah tahun sebelumnya, lebih banyak efisiensi," ujarnya.

Bila Indonesia tidak mendapatkan investment grade dari S&P, menurutnya Indonesia akan tetap menarik. Hal itu lantaran, aktivitas ekonomi yang dibangun dengan gencarnya pembangunan infrastruktur saat ini, bisa mendatangkan sentimen positif pada tahun berikutnya. "Indonesia akan tetap menarik, karena ada potensi pertumbuhan," ungkapnya.

Pengeluaran yang cukup masif pada bidang infrastruktur tersebut, mengakibatkan perkembangannya belum bisa didapatkan saat ini. Perkembangan akan terjadi, bila infrastruktur sudah selesai dibangun.

Sementara itu, dia memprediksi secara optimistis IHSG tahun ini bisa tembus di level 6.000. Hanya saja, perlu mempertimbangkan sentimen lain seperti pengumuman cadangan devisa. "Optimisnya adalah bisa mencapai 6.000," ungkapnya.

Dalam penelitiannya, dia juga mencermati selama dua puluh tahun belakangan, Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif pada Januari - Juli. Kemudian mengalami penurunan pada Agustus - Oktober, dan kembali rebound pada November - Desember. "Setelah penilaian S&P, Indonesia masih ada momentum untuk bertumbuh, meskipun bila nanti ternyata tidak mendapat sekalipun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×