kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   -15.000   -0,65%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Jika harga minyak naik US$ 30, ancaman resesi global kembali mengintai dunia!


Selasa, 22 Februari 2011 / 06:23 WIB
Jika harga minyak naik US$ 30, ancaman resesi global kembali mengintai dunia!
ILUSTRASI. Pegawai melintas di depan layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/10/2019). IHSG hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen pertemuan FOMC. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

LONDON. Kontrak harga minyak terus melaju. Bahkan, harga minyak kian mendekati level tertinggi sejak September 2008. Pada pukul 15.22 waktu New York, kontrak harga minyak jenis Brent melonjak 5,6% menjadi US$ 108,30 per barel.

Kecemasan investor akan situasi politik Timur Tengah menjadi pemicu utama. Seperti yang diketahui, pasukan militer Libya menyerang pelaku demonstrasi anti pemerintah seiring menyebarnya aksi serupa di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Padahal, dua kawasan ini menyumbang 36% dari total produksi minyak dunia.

"Investor dipastikan sangat cemas karena hal itu bisa berdampak pada harga minya. Jika harga minyak melonjak sebesar US$ 20 atau US$ 30, kita akan kembali masuk ke resesi global," jelas Bill Belchere, global chief economist di Mirae Asset Securities.

Asal tahu saja, kontrak harga minyak jenis West Texas Intermediate untuk pengantaran April naik 6,3% menjadi US$ 95,39 sebarel di New York.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×