kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jika corona berlanjut hingga Lebaran, kinerja emiten ritel semakin tertekan


Kamis, 02 April 2020 / 17:43 WIB
Jika corona berlanjut hingga Lebaran, kinerja emiten ritel semakin tertekan
ILUSTRASI. Matahari Department Store di Palu kembali beroperasi


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran wabah corona (Covid-19) berdampak pada lesunya dunia usaha, termasuk perdagangan kecil (ritel). Tak pelak, beberapa analis memprediksikan tahun ini bakal menjadi tahun yang berat bagi emiten ritel.

Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian mengatakan, selama dua bulan pertama 2020 penjualan dan aktivitas peritel masih berjalan normal. Sampai akhirnya kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan pada awal Maret 2020 mulai memicu kekhawatiran.

Masyarakat memilih untuk berdiam diri di rumah. Selain itu, masyarakat akan memprioritaskan pengeluaran mereka untuk kebutuhan konsumsi dasar dibanding produk seperti pakaian, gadget, ataupun perkakas rumah tangga.

Baca Juga: Matahari Putra Prima (MPPA) Memprediksi Transaksi di Ramadan 2020 Naik 20%

“Masyarakat khawatir tentang kemungkinan karantina wilayah (lockdown), yang akan membuat mereka tidak bisa keluar untuk membeli kebutuhan,” terang Robert.

Di sisi lain, permintaan untuk produk kesehatan seperti masker dan pembersih tangan (hand sanitizer) terus meningkat. Menurut data Nielsen, penjualan hand sanitizer mingguan di Alfamart (AMRT) meningkat 200% secara tahunan (year-on-year/yoy) setelah kasus Covid-19 pertama di Indonesia mencuat pada 2 Maret 2020.

Penjualan sabun tangan cair meningkat 285% secara yoy dan penjualan vitamin mingguan meningkat sebesar 81% secara yoy.

Pandemik Covid-19 membuat gaya hidup masyarakat juga bergeser. Karena sebagian besar masyarakat mengkarantina diri di dalam rumah mereka, penjualan online akan menjadi lebih menarik.

Lebih lanjut, Robert memperkirakan kuartal II-2020 akan menjadi waktu yang tidak menguntungkan bagi emiten pengecer, seperti yang terjadi pada akhir kuartal pertama.

Biasanya, kuartal kedua menjadi salah satu kuartal terkuat bagi emiten ritel, karena adanya momentum Hari Raya Idul Fitri (lebaran).

“Kami berekspektasi Covid-19 akan berlanjut hingga semester I-2020, yang berarti musim Lebaran tidak bisa menjadi momentum yang baik untuk para pengecer,” imbuh Robert.

Sementara itu, Analis Danareksa Sekuritas Andreas Kenny mengatakan, wabah Covid-19 telah mengurangi jumlah kunjungan pusat perbelanjaan (mal) karena pemerintah telah menerapkan kebijakan social distancing hingga 29 Mei 2020 mendatang atau pasca Lebaran.

Survei yang dilakukan Danareksa Sekuritas terhadap dua mal kenamaan di Jakarta, yakni Kota Kasablanka and Central Park, menunjukkan penurunan lalu lintas pengunjung sebesar 20% - 50% bahkan pada hari Minggu, terutama di Kota Kasablanka.

Baca Juga: Gerai ditutup, kinerja Matahari Department Store (LPPF) semakin meredup

Jika kondisi ini terus berlanjut sampai Lebaran (kuartal II), maka Kenny memprediksi kinerja emiten pengecer akan terpukul.

Sebab, kuartal tersebut menyumbang 32,5% dari penjualan emiten ritel yang berada dalam cakupan analisis Danareksa Sekuritas, yakni PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), dan PT Matahari Department Store (LPPF).

“Kinerja kuartal I-2020 akan terpukul, dengan dampak yang lebih dalam terjadi pada periode penting, yakni Ramadan dan Lebaran. RALS dan LPPF akan menjadi emiten yang paling terpukul karena penjualan selama periode Lebaran berkontribusi masing-masing 80% lebih dan 55% lebih dari laba bersih secara tahunan,” tulis Kenny dalam riset, Jumat (20/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×