Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) diyakini masih menarik di masa depan. Salah satu pendorong kinerja AKRA adalah bisnis Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Fadillah Raflianda mengatakan, saat ini kontribusi segmen kawasan industri terhadap laba kotor AKRA memang masih mini karena hanya 9,2%. Kontribusi ini masih jauh jika dibandingkan dengan kontribusi segmen trading dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) serta bahan kimia dasar yang mencapai 82,8%.
Namun, Raflianda menyebut manajemen AKRA optimistis kontribusi kawasan industri JIIPE terhadap laba kotor dapat mencapai 23% di tahun 2023. Secara segmen, gross profit margin (GPM) terbesar sepanjang 2020 pun dihasilkan oleh pendapatan kawasan industri yakni mencapai 37,4%, dengan distribusi margin 8,2%.
Di sisi lain, status kawasan ekonomi khusus (KEK) untuk JIIPE berpeluang rampung pada April 2021. Sementara anggota indeks Kompas100 ini, telah mengamankan penjualan lahan sebesar 14 hektare (ha) yang merupakan 40% dari target penjualan hingga akhir 2021.
“Ini akan berdampak terhadap kinerja keuangan AKRA di kuartal I-2021, sehingga kami optimistis terhadap prospek AKRA ke depan,” jelas Raflianda dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Rabu (31/3).
Selain penjualan lahan, prospek AKRA juga ditopang oleh pertumbuhan segmen bisnis BBM dan kimia dasar. Hingga ujung tahun 2021, Samuel Sekuritas memperkirakan, AKRA dapat menjual 2,36 juta kilo liter (KL) BBM, naik 1,5% dibandingkan tahun 2020. Selain itu, pada tahun 2022, AKRA diprediksi dapat menjual 2,50 juta KL atau naik 6,50% yoy.
Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) tambah modal ditempatkan dan disetor anak usaha
Pertumbuhan ini didukung oleh naiknya permintaan dari industri pertambangan dan segmen ritel pada 2020 yang naik 11,3% yoy.
Samuel Sekuritas juga optimis kinerja segmen bahan kimia dasar akan membaik, sejalan dengan harga jual rerata atau average selling price (ASP) yang mulai stabil di Rp 2.500 per kg serta perusahaan patungan (JV) AKRA dan Petronas yang akan memulai operasional di April 2021.
Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham AKRA dengan target harga Rp 4.000, naik dari target harga sebelumnya yakni Rp 3.800. Kenaikan target harga ini seiring dengan kinerja akhir tahun 2020 yang baik, proyeksi permintaan yang naik seiring dengan pemulihan ekonomi, dan prospek kenaikan pendapatan dari kawasan industri (JIIPE).
Samuel Sekuritas memproyeksi laba bersih AKRA tahun ini sebesar Rp 1,01 triliun atau naik 9.2% yoy.
Selanjutnya: KPK tangkap bos Borneo Lumbung Energi, Samin Tan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News