kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Jelang sore, emas masih belum mengeluarkan kilauan


Selasa, 11 Juni 2013 / 14:19 WIB
Jelang sore, emas masih belum mengeluarkan kilauan
ILUSTRASI. Rabu (29/12), pukul 09.00, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus 6.603.ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

MELBOURNE. Menjelang sore (11/6), harga kontrak emas dunia diperdagangkan mendekati level terendah dalam dua pekan terakhir. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 14.19 waktu Singapura, harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi US$ 1,383,31 per troy ounce.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Agustus turun 0,3% menjadi US$ 1.382,50 per troy ounce di Comex, New York.

Harga emas turun karena investor masih belum mau menaikkan kepemilikannya atas investasi emas kendati beredar spekulasi the Federal Reserve akan memangkas stimulusnya seiring dengan perekonomian AS yang membaik.

"Yang paling berpengaruh itu pola kepemilikan investasi emas karena pelaku pasar tengah mencari arah yang jelas, apa yang akan terjadi pada pasar saham AS dan apa yang akan terjadi dengan stimulus," jelas Gavind Wendt, director Mine Life Pty di Sydney.  

Kemarin (10/6), harga emas menurun ke posisi US$ 1.375,95 per troy ounce. Ini merupakan level harga emas terendah sejak 28 Mei lalu. Penurunan harga emas terjadi setelah Standard & Poor's menaikkan outlook peringkat utang AA+ AS dari negatif menjadi stabil.  

Catatan saja, sepanjang tahun ini, harga emas sudah menurun sebesar 17%. Membaiknya ekonomi AS memicu kecemasan bahwa bank sentral Negeri Paman Sam akan menghentikan program stimulusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×