kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.546.000   5.000   0,32%
  • USD/IDR 16.205   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.065   -15,76   -0,22%
  • KOMPAS100 1.047   -0,56   -0,05%
  • LQ45 821   -0,42   -0,05%
  • ISSI 210   -0,21   -0,10%
  • IDX30 422   -0,40   -0,10%
  • IDXHIDIV20 504   -0,41   -0,08%
  • IDX80 120   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 123   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   -0,22   -0,16%

Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS, Rupiah Diproyeksi Sideways pada Jumat (6/12)


Kamis, 05 Desember 2024 / 18:06 WIB
Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS, Rupiah Diproyeksi Sideways pada Jumat (6/12)
ILUSTRASI. Rupiah diproyeksi bergerak sideways pada perdagangan Jumat (6/12), setelah ditutup menguat 0,47% ke Rp 15.862 per dolar AS


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kurs Rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Kamis (5/12). Investor kini beralih fokus ke rilis data tenaga kerja AS di akhir pekan, Jumat (6/12).

Mengutip Bloomberg, Kamis (5/12), rupiah spot ditutup menguat 0,47% ke level Rp 15.862 per dolar AS. Sementara, rupiah Jisdor BI menguat sekitar 0,40% ke level Rp 15.892 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan rupiah didukung tren pelemahan dolar AS secara global. Pelemahan the greenback itu sejalan dengan data ADP Employment Change dan ISM Services yang secara mengejutkan alami penurunan.

‘’Data-data AS tersebut mendukung ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan Desember 2024,’’ ucap Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (5/12).

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo mencermati, Rupiah menguat terhadap dolar AS karena berkurangnya ketegangan geopolitik khususnya di kawasan seperti Eropa Timur. Situasi perang yang mereda telah menurunkan premi risiko terhadap Dolar AS, sehingga mata uang lain seperti Rupiah menjadi lebih menarik.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 15.862 Per Dolar AS, Sejalan dengan Mata Uang Asia

Sutopo turut melihat bahwa investor terus mengevaluasi prospek kebijakan moneter Federal Reserve. Hal itu mengingat Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan bank sentral AS tidak akan terburu-buru untuk menurunkan suku bunga pada pidato hari Rabu (4/12).

Walau demikian, data menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor jasa AS melambat lebih dari yang diantisipasi pada bulan November. Probabilitas penurunan suku bunga 25 basis poin pada bulan Desember pun meningkat menjadi sekitar 79%, naik dari 66,5% minggu lalu.

‘’Investor sekarang mengalihkan perhatian mereka ke laporan pekerjaan November hari Jumat untuk wawasan tambahan tentang arah kebijakan The Fed,’’ ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (5/12).

Di sisi lain, Sutopo mengantisipasi penguatan dolar AS sejalan dengan pelemahan Euro dan won Korea Selatan. Dolar mungkin didukung oleh gejolak politik di Prancis dan Korea Selatan yang saat ini tengah terjadi.

Sementara itu, Josua memperkirakan rupiah besok berpotensi bergerak datar (sideways) akibat investor cenderung wait and see menjelang rilis data-data tenaga kerja AS bulan November. Data Non Farm Payroll (NFP) diperkirakan meningkat, meskipun tingkat pengangguran diperkirakan flat di level 4,1%.

Josua memproyeksi rupiah akan bergerak datar pada rentang Rp 15.825 – Rp 15.925 per dolar AS di perdagangan Jumat (6/12). Sutopo turut memperkirakan rupiah bergerak stabil yang kemungkinan dalam rentang Rp 15.800 - Rp 15.900 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×