Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada Rabu (14/2) malam, harga emas masih bertahan naik. Sejak awal sesi perdagangan, komoditas logam mulia ini terus menunjukkan tren penguatan. Padahal, inflasi diperkirakan akan memberikan petunjuk arah kebijakan Bank Sentral AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu (14/2), harga emas kontrak pengiriman April 2018 di Comex menguat 0,23% ke level US$ 1.333,50 per ons troi. Emas sudah menunjukkan tren penguatan sejak tiga hari lalu.
Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp Barnabas Gan mengatakan, data inflasi AS cukup dipantau ketat karena diharapkan memberi petunjuk baru mengenai pengetatan moneter, setelah Ketua The Fed Jerome Powell disarankan mendorong kenaikan suku bunga secara bertahap. Tak hanya itu, data itu dikhawatirkan bisa memicu penurunan pasar ekuitas global dan obligasi.
"Tapi reaksi emas terhadap data inflasi sulit diprediksi," tujarnya.
Saat ini saja emas masih mampu berada di atas angin, meski data inflasi tersebut diperkirakan akan tumbuh dari pencapaian bulan Desember. Pada Januari diperkirakan inflasi meningkat menjadi 0,3% dari sebelumnya 0,1%.
Sepertinya emas masih menuai berkah dari kejatuhan dollar AS. Indeks dollar AS pada Rabu (14/2) pukul 20.00 WIB tercatat menguat 0,02% ke level 89,717. Meski positif, tetapi pada sesi Asia, harganya sempat menyentuh level 89,39.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News