Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang pekan lalu, mata uang euro masih melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Pergerakan pasangan mata uang ini juga cenderung sideways sejak awal pekan ini, seiring penantian pasar terhadap rilis data inflasi AS Selasa malam.
Mengutip Bloomberg,Selasa (13/3) pukul 18.00 WIB, pasangan EUR/USD melemah 0,04% ke level 1,2329 per dollar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, pasangan kedua mata uang ini bergerak dalam kisaran yang terbilang tipis.
Analis PT Global Kapital Investama Berjangka Alwi Asegaff menyebut, euro semakin tidak bertenaga pasca rapat Bank Sentral Eropa (ECB) pekan lalu, yang tidak menghasilkan keputusan baru seputar kebijakan moneter. "Pernyataan Gubernur ECB Mario Draghi memang optimistis terhadap perekonomian zona Euro, tetapi ia masih memberi sinyal dovish. Ia menilai stimulus masih harus diberikan untuk dapat meningkatkan inflasi," ujar Alwi, Selasa (13/3).
Adapun, laporan transaksi berjalan tahunan Eropa pada Januari lalu mencatat surplus 3,% dari PDB. Di sisi lain, data ketenagakerjaan AS pekan lalu justru variatif. Angka non-farm payroll AS dirilis jauh melebihi prediksi sebesar 313.000, namun pertumbuhan upah justru melambat dari 2,8% menjadi 2,6% secara tahunan pada Februari lalu.
"Pertumbuhan upah yang tersendat meredam ekspektasi pasar terhadap kemungkinan suku bunga acuan AS naik lebih agresif," kata Alwi. Apalagi, tingkat inflasi AS pada Februari 2018 yang akan dirilis nanti malam, diprediksi bakal tumbuh melambat dari level 0,5% menjadi 0,2%.
Sementara, jika data inflasi AS lebih baik dari konsensus, euro berpeluang lanjut tertekan versus dollar AS. Sebab. Alwi menilai, agenda pidato Draghi, besok (14/3), cenderung masih akan mengulang sinyal dovish sebelumnya. "Jadi, belum ada katalis baru untuk Euro," imbuhnya.
Secara teknikal, EUR/USD memang masih menunjukan sinyal bullish untuk jangka pendek. Hal ini terlihat dari posisi harga yang masih berada di atas MA 10 dan MA 55. Indikator stochastic juga masih memberi sinyal bullish crossover di level 59 dan 54 dan RSI berada di level 51. Sementara, histogram MACD juga masih bergerak di area positif.
Alwi melihat, besok, pairing EUR/USD bakal tertahan di level resistance 1,2445 dan berpeluang terkoreksi. Adapun, jika euro justru melemah hingga level 1,2270, mata uang ini terancam bearish untuk jangka pendek.
Ia merekomendasi sell on strength pasangan EUR/USD dengan prediksi pergerakan harga di rentang support 1,2250 - 1,2205 - 1,2153 dan resistance 1,2445 - 1,2475 - 1,2555.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News