kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang FOMC, harga emas mulai mencemaskan


Senin, 14 September 2015 / 21:28 WIB
Jelang FOMC, harga emas mulai mencemaskan


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga emas bergerak mendekati level terendah sejak satu bulan menjelang Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan diselenggarakan pekan ini. Investor mulai melepas emas dan berganti pada dollar AS untuk antisipasi keputusan suku bunga The Fed.

Mengutip Bloomberg, Senin (14/9) pukul 16.17 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Commodity Exchange naik tipis 0,3% dibanding hari sebelumnya ke level US$ 1.106,5 per ons troi. Selama sepekan emas turun 1,3%.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan, investor lebih tertarik memperhatikan isu suku bunga The Fed. Oleh karena itu, sejumlah data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) maupun China kurang direspon oleh pelaku pasar.

Akhir pekan lalu AS merilis data Producer Price Index (PPI) bulanan yang turun ke level 0% dibandingkan dengan sebelumnya 0,2%. Data prelim UoM consumer sentiment juga turun ke level 85,7 dari sebelumnya 91,9. Sementara di hari Minggu, China merilis data Industrial production tahunan yang naik ke level 6,1% dari sebelumnya 6%.

Namun, di sisi lain data fixed asset investment secara year to date turun ke level 10,2% dibandingkan sebelumnya 11,2%. "Data China yang beragam justru meyakinkan investor untuk lebih fokus ke isu suku bunga The Fed," ujar Andri.

Peningkatan tenaga kerja AS memperlihatkan bahwa ekonomi negeri Paman Sam cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga dan akhirnya memangkas permintaan logam sebagai safe haven. Dalam enam bulan terakhir, untuk pertama kalinya unemployment claim AS berada di bawah level 300.000, menunjukkan level pasar tenaga kerja yang sehat. “Beberapa perkara tidak cukup buruk untuk mengakhiri emas sebagai safe haven," kata Frances Hudson, seorang global thematic strategist yang berbasis di Edinburgh, seperti dikutip Bloomberg.

Dengan posisi suku bunga saat ini yakni sebesar 0,25% Andri melihat emas kurang dilihat sebagai portofolio yang cukup menarik. Apalagi, jika suku bunga akhirnya naik. "Investor akan beralih ke dollar AS yang memiliki bunga tinggi seiring kenaikan suku bunga The Fed," lanjutnya.

Andri menilai daya tarik emas kini sedang memudar. Oleh karena itu, tekanan jual emas selama sepekan ini masih akan tinggi. Bahkan jika The Fed menahan suku bunga, Andi menduga kenaikan harga emas hanya akan terjadi sesaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×