kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang BI Rate, harga SUN benchmark cetak rekor


Kamis, 09 Februari 2012 / 10:48 WIB
Jelang BI Rate, harga SUN benchmark cetak rekor
ILUSTRASI. Trailer baru Mortal Kombat perlihatkan aksi Joe Taslim sebagai Sub-Zero


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga obligasi pemerintah terus mendaki jelang pengumuman BI Rate. Harga semua seri benchmark, yaitu FR0058, FR0059, FR0060, FR0061 dan FR0061, pada penutupan Rabu (8/2) juga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Seri benchmark yang paling signifikan naik adalah seri FR0058 bertenor 20 tahun. Harga surat utang ini naik ke level 126,38, dari hari sebelumnya di 125,8. Demikian juga seri FR0062 yang baru terbit pada lelang 7 Februari lalu, sudah berada di posisi 102,88, dari level sebelumnya di 102,75.

Tak heran, Indeks Dealer Market Association (IDMA) sebagai acuan harga obligasi pemerintah terangkat ke level 115,84 pada penutupan Rabu (8/2), dari 114,87 di hari sebelumnya.

Analis obligasi NC Securities, I Made Adi Saputra menyebut, jelang pengumuman BI Rate hari ini (9/2), harga obligasi cenderung akan terus reli. "Investor sudah melihat Bank Indonesia akan mempertahankan BI Rate di posisi 6%," ujarnya, Kamis (9/2).

Dia melihat, para pelaku pasar sepertinya memprediksi BI akan lebih melakukan kebijakan moneternya pada penurunan tingkat bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FasBI), ketimbang menurunkan BI Rate. "Kebijakan FasBI itu implikasinya akan berpengaruh pada kenaikan harga Surat Utang Negara (SUN)" jelas I made.

Dengan kemungkinan FasBI diturunkan 50 bps menjadi 3,5%, cenderung akan mendorong perbankan menaruh kelebihan likuiditasnya ke obligasi, terutama ke pasar obligasi pemerintah.

Maka, I Made memperkirakan harga obligasi sepanjang hari ini masih akan terus naik. "Kemungkinan IDMA masih berpotensi naik 100 bps," prediksinya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×