Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kompetisi di bisnis rekreasi semakin ketat. Pemain lama seperti PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) sibuk menyiapkan produk baru untuk menghadapi wajah-wajah baru. Maklum, pemain gres yang agresif seperti Chairul Tanjung, berniat membuka Trans Studio di sejumlah kota.
Sekretaris Perusahaan PJAA Fransiscus Xaverius Husni optimistis, Ancol unggul karena memiliki produk yang beragam. "Di Dunia Fantasi saja kami memiliki 22 - 23 wahana, belum lagi pantai," kata dia.
Andalan PJAA yang lain adalah Eco Park, sejenis taman terbuka dengan berbagai fasilitas seperti jogging track, perahu dan ada semacam pertunjukan musikal. Eco Park rencananya akan beroperasi di tahun ini. Nilai investasi Eco Park Rp 170 miliar.
PJAA juga akan membangun taman bermain mini indoor di antara Dunia Fantasi dan Eco Park. "Sekarang masih tahap perencanaan. Investasi yang disiapkan Rp 15 miliar," ujar Husni.
Manajemen PJAA juga berencana memperbaiki Wahana Gelanggang Samudera anggarannya Rp 25 miliar - Rp 27 miliar. Mereka juga akan melengkapi alat transportasi internal di Taman Impian dengan anggaran Rp 40 miliar. Serta membangun ruang pameran senilai Rp 40 miliar.
Total belanja modal yang disiapkan PJAA berkisar Rp 250 miliar-Rp 300 miliar. Dana tersebut akan dipenuhi dari kas internal perusahaan. Per 31 Desember 2010, dana kas PJAA Rp 328,35 miliar. "Ada tambahan Rp 130 miliar dari depresiasi," kata Husni.
Bisnis properti
Manajemen PJAA mengaku pendapatan terbesar masih disumbang dari bisnis rekreasi yaitu sebesar 65%. Sedangkan sisanya berasal dari pendapatan dari properti yang menyumbang 35% dari total pendapatan.
Kinerja keuangan PJAA tahun lalu memang tidak terlalu cemerlang. Pendapatan hanya meningkat tipis 2,6% menjadi Rp 921,93 miliar. Sedang laba bersih hanya tumbuh 3,2% menjadi Rp 141,76 miliar. "Kami dibantu oleh kenaikan harga tiket," terang Husni. Kenaikan kinerja ini disebabkan PJAA menaikkan harga tiket masuk wahana Dufan dan Atlantis sebesar 25%-50% di tahun lalu.
Tahun ini, manajemen PJAA menargetkan pendapatan dan laba bersih akan naik masing-masing menjadi Rp 1,1 triliun dan Rp 165 miliar. Caranya, PJAA akan meningkatkan jumlah pengunjung mencapai 15 juta tahun ini. Meningkat dari 14,4 juta tahun lalu.
Husni menjelaskan khusus untuk Dufan jumlah pengunjung diharapkan naik menjadi 3,2 juta dari 2,8 juta di tahun lalu. "Pada musim liburan sekolah, jumlah pengunjung bisa lebih dari dua kali lipat hari biasa," kata dia.
Manajemen mengaku akan memperbesar bisnis properti. Ada dua proyek properti PJAA yang akan dilanjutkan penjualannya di tahun ini yaitu The Bukit dan apartemen The Coastal. Tahun lalu, penjualan properti PJAA memang menurun karena landbank yang tersisa hanya 40 ha.
Manajemen PJAA berencana mengakuisisi lahan baru di luar kawasan Ancol. Namun, Husni belum bersedia membocorkan lokasi lahan yang diincar. PJAA telah menyiapkan dana untuk pengembangan lahan ini. "Dananya tidak terlalu besar, hanya ratusan miliar," ujar Husni.
Tapi kalau kebutuhan akuisisi lahan membengkak, manajemen PJAA akan mencari pendanaan eksternal. "Rights issue sepertinya tidak mungkin karena pemegang saham mayoritas merasa harga sekarang tidak cukup kuat," ungkap Husni.
Kemungkinan PJAA akan menerbitkan obligasi. Dana hasil penerbitan obligasi tersebut juga akan digunakan untuk menutup kebutuhan dana pembangunan jalan tol Bekasi - Ancol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News