kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jasin Halim, CEO Kioson nyaman investasi properti


Sabtu, 04 November 2017 / 11:30 WIB
Jasin Halim, CEO Kioson nyaman investasi properti


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi Jasin Halim, Chief Executive Officer (CEO) PT Kioson Komersial Indonesia Tbk, berinvestasi merupakan suatu keharusan. Perkenalannya di dunia investasi bermula dari keinginan untuk memiliki sebuah hunian.

Akhirnya, pria kelahiran Medan, 30 Juni 1965 itu pun makin nyaman mendalami investasi bidang properti. Menurut dia, properti merupakan produk investasi yang menarik lantaran memberi imbal hasil tinggi. "Properti adalah salah satu produk yang sangat mudah terungkit harganya," tutur Jasin kepada KONTAN.

Jasin memilih properti residensial. Untuk memutar keuntungan, ia juga menyewakan kembali aset properti tersebut. Sehingga, ia bisa memperoleh dua keuntungan sekaligus. Pertama, cuan yang berasal dari penyewaan. Kedua, keuntungan yang berasal dari capital gain.

Investasi properti yang dilakoni Jasin ini mampu memberikan keuntungan lumayan. Return rata-rata mencapai 6% sampai 8% per tahun. Dengan keuntungan ini, Jasin makin yakin kalau nilai pengembalian keuntungan dari investasi properti cukup menjanjikan dan akan terus meningkat.

Masuk ke saham

Tak hanya menjajal investasi properti, Jasin juga membiakkan portofolionya di pasar saham. Tapi di investasi ini, ia lebih memilih untuk masuk ke reksadana saham. Menurut dia, imbal hasil investasi saham secara langsung ataupun melalui reksadana tak jauh berbeda.

Saat ini, portofolio terbesar Jasin tetap berada di aset properti. Jumlahnya mencapai 70% dari total portofolionya. Sementara itu, sekitar 10%-15% ia tempatkan di keranjang reksadana saham. Lalu sisanya, ia sebar dengan berinvestasi di komoditas emas dan deposito.

Investasi properti memang membutuhkan modal yang lumayan besar. Tapi menurut Jasin, jika seseorang tak mampu membeli properti, ada alternatif lain untuk berinvestasi di sektor ini, yakni dengan membeli saham-saham properti yang ada di Bursa Efek Indonesia.

Saham sektor ini dinilai masih punya peluang terus bertumbuh. Jika kinerja emiten properti membaik, harga sahamnya pun akan turut terapresiasi.

Dari penempatan aset di keranjang investasinya, Jasin menilai dirinya adalah investor yang moderat cenderung agresif. "Kalau melihat portofolio reksadana saham yang saya miliki, saya termasuk investor agresif," imbuh dia.

Dengan berinvestasi, Jasin mengaku telah mempelajari banyak hal. Salah satunya adalah membedakan antara spekulasi dan investasi. Jasin tak menampik, dalam berinvestasi, seseorang pasti memiliki spekulasi. Tapi, agar tak terjebak dalam kerugian, suatu spekulasi harus tetap diperhitungkan dengan benar.

Lulusan Monash University Australia ini pun memberi beberapa tip dalam berinvestasi. Menurut dia, pertimbangan waktu merupakan hal yang cukup penting diperhatikan.

Seorang investor harus mampu mencermati tren investasi. Misalnya, bisa menilai sektor apa yang tengah menarik dan punya potensi berkembang dalam jangka panjang.

Terus memupuk pengetahuan soal produk-produk investasi juga tak kalah penting. Penggemar Warren Buffet ini bilang, pengenalan soal produk investasi bisa dilakukan dengan membaca berita-berita ekonomi dan mencermati perkembangan data makroekonomi yang jadi indikator investasi.

Laporan keuangan emiten pun mudah diakses melalui berbagai media. Sehingga, selalu banyak cara untuk bisa memperoleh informasi tentang produk investasi yang dibutuhkan.

Lantaran sudah mencicipi manisnya cuan dari berinvestasi, pria yang sempat bercita-cita menjadi dokter ini juga ingin menularkan ilmunya ke keluarganya. Jasin mengatakan, ia kini tengah mendidik anak-anaknya untuk turut belajar berinvestasi.

Belajar dari orang paling kaya

DI tengah kesibukannya sebagai puncak pimpinan Kioson Komersial, Jasin tetap berupaya meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan favoritnya. Jasin adalah penggemar buku.

Oleh karena itu, di waktu luang, Jasin kerap menghabiskan waktu untuk membaca buku, baik buku fiksi maupun nonfiksi. Salah satu buku yang digemarinya adalah buku-buku seputar investor kawakan Warren Buffett

Ia mengaku sudah lama menyukai sosok Warren Buffett. "Waktu itu saya tak punya uang. Oleh karena itu saya selalu ingin belajar dari orang yang paling kaya di dunia," kelakar Jasin. Ia juga menyukai pemikiran Warren Buffett yang selalu berinvestasi dengan melihat value.

Tak hanya buku-buku serius, Jasin juga menyukai novel bergenre misteri dan mata-mata. Tak terbatas pada buku saja, Jasin juga gemar menonton film dengan genre yang sama. "Karena di cerita-cerita seperti itu, ada teknologi dan story line yang canggih-canggih. Ceritanya juga disukai oleh semua umur," imbuh dia.

Salah satu kisah favoritnya adalah cerita tentang Jason Bourne. Tentu saja, Jasin juga menyukai kisah agen mata-mata Inggris James Bond.

Agar tetap sehat, ia juga rutin berolahraga. Tapi, olahraga yang ia pilih adalah olahraga ringan seperti berjalan kaki. Seluruh aktivitas di waktu luang ini biasanya selalu dilakukan Jasin bersama-sama dengan keluarganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×