Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk siap menarik pinjaman senilai Rp 2,22 triliun. Perseroan akan memakai utang tersebut untuk mendukung ekspansi sejumlah ruas tol.
Direktur Keuangan Jasa Marga Reynaldi Hermansjah mengatakan dana tersebut merupakan hasil pinjaman sindikasi dari beberapa bank, antara lain Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, serta beberapa bank daerah. Total fasilitas pinjaman mencapai Rp 4,45 triliun.
Reynaldi memerinci, anak usaha Jasa Marga, PT Transmarga Jatim Pasuruan, memperoleh pinjaman Rp 1,94 triliun. Transmarga merupakan pengelola ruas tol Gempol-Pasuruan. Selanjutnya PT Margabumi Adhikaraya, pengelola ruas Gempol-Pandaan, meraih pinjaman Rp 817 miliar.
Selain itu, Jasa Marga melalui anak usaha PT Jasa Marga Bali yang merupakan pengelola tol Nusa Dua-Ngurang Rai-Benoa memperoleh pinjaman senilai Rp 1,7 triliun. "Pinjaman Gempol-Pasuruan dan Gempol-Pandaan akan kami tarik separuhnya pada tahun ini," ungkap Reynaldi di Jakarta, Jumat (27/7). Adapun pinjaman yang bakal ditarik untuk pembangunan tol di Bali setara 60% dari total plafon yang tersedia.
Disamping tiga ruas tol tersebut, perseroan mengembangkan beberapa ruas tol lain. Proyek tersebut antara lain Bogor Ring Road, Semarang-Solo, Surabaya-Ulujami, NJORR W2 Utara (Ulujami-Kebun Jeruk), serta dua ruas tol yang merupakan bagian dari JORR 2 yaitu Serpong-Kunciran dan Kunciran Cengkareng.
Emiten berkode saham JSMR ini juga membidik sejumlah ruas tol di Pulau Sumatra. Jasa Marga telah mendirikan konsorsium bersama Pemerintah Provinsi Sumatra Barat. Kini, konsorsium itu tengah melakukan studi kelayakan (feasibility study) terhadap lima ruas tol potensial di wilayah tersebut.
Kelima ruas itu adalah Padang-Sicincin sepanjang 28 km, Sicincin-Padang Panjang 23 km, Padang Panjang-Bukit Tinggi 33 km, Bukit Tinggi-Payakumbuh 28 km, dan Payakumbuh-Riau 93 km. Satu ruas yang diniliai siap digarap adalah Padang-Sicincin.
Manajemen menargetkan penandatanganan hak konsesi atau Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) ruas Padang-Sicincin bisa terealisasi pada Oktober 2012. Jasa Marga akan mengajukan proposal proyek kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dalam waktu dekat.
Selain Sumatra Barat, JSMR tergiur menggarap jalan bebas hambatan lainnya di wilayah Sumatra. Perseroan tengah merampungkan pembentukan tiga konsorsium untuk tiga proyek tol. Proyek-proyek itu adalah ruas Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi sepanjang 60 km, Pekanbaru-Kandis-Dumai 135 km dan Lampung Ring Road-Tanjung Karang sepanjang 21 km.
Dalam pembentukan konsorsium tersebut, JSMR akan menggandeng Badan Usaha Milik Daerah di bawah kendali pemerintah provinsi atau kabupaten. Targetnya, tol itu sudah bisa dibangun secara bertahap mulai 2014.
Proyek-proyek jalan tol tersebut tentu akan menambah pundi-pundi keuangan Jasa Marga. Di semester I-2012, perseroan telah meraih pendapatan Rp 3,27 triliun, naik 15% dari pendapatan semester I-2011. Dus, laba tahun berjalan JSMR tumbuh 26% menjadi Rp 891,43 miliar.
"Kinerja Jasa Marga di semester I-2012 in-line dengan ekspektasi kami," kata analis Samuel Sekuritas Indonesia, Adrianus Bias Prasuryo, dalam risetnya yang dirilis Jumat (27/7) lalu.
Samuel Sekuritas masih mempertahankan rekomendasi buy untuk JSMR. "Kami menyukai profil defensif perseroan yang ditopang oleh tingginya eksposur domestik," ungkap Adrianus.Dia memasang target harga JSMR senilai Rp 6.250 per saham, dengan potensi kenaikan 10,62% dan mencerminkan price to earning ratio 2012 sebesar 25 kali. Harga saham JSMR, Jumat lalu, ditutup naik 1,80% menjadi Rp 5.650 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News