kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Japfa bisa kantongi laba lebih tinggi, analis rekomendasikan beli JPFA


Jumat, 02 November 2018 / 07:16 WIB
Japfa bisa kantongi laba lebih tinggi, analis rekomendasikan beli JPFA


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melaporkan kinerja keuangan kuartal III 2018 yang positif. Profit perusahaan hampir meningkat dua kali lipat. Laba periode berjalan tercatat naik 91,98% menjadi Rp 1,76 triliun dari Rp 917,78 miliar pada sembilan bulan pertama tahun lalu.

Mengutip laporan keuangannya yang tersedia di laman Bursa Efek Indonesia, pendapatan perusahaan pemilik brand makanan kemasan So Good dan susu Greenfields di bisnis hilir, naik 16,79% jadi Rp 25,34 triliun di akhir September lalu dari sebelumnya Rp 21,69 triliun.

Sementara, margin laba kotor Japfa pada sembilan bulan pertama tahun ini sebesar 22,26%. Margin ini membesar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 17,61%.

Analis RHB Sekuritas, Michael Setjoadi menutuskan pendapatan pada kuartal ketiga 2018 ini disokong penjualan ayam umur sehari alias day old chicken (DOC), serta penjualan budidaya perairan dan penjualan peternakan.

Asal tahu saja, Penjualan budidaya perairan naik 20,13% jadi Rp 1,87 triliun dari Rp 1,56 triliun. Penjualan peternakan sapi naik 30,01% yoy jadi Rp 1,36 triliun dari Rp 1,04 triliun. Perdagangan dan lain-lain naik 5,5% jadi senilai Rp 678,37 miliar dari Rp 642,8 miliar.

"Secara kuartal ke kuartal turun 2,4%, dan secara tahunan naik 14,2%. Penurunan kuartal karena turunnya harga broiler pada kuartal tiga 2018 sebesar 9% (QoQ). Di sisi lain, margin kotor yang turun disebabkan harga jagung lokal yang lebih tinggi. Kendati demikian harga broiler yang turun pada September 2018 mampu mengoreksi marjin EBIT," ujar Michael dalam risetnya 1 November 2018.

Untuk itu, Michael memperkirakan laba bersih JAPFA tahun 2018 sebesar Rp 2,52 triliun.

Michael melihat harga lokal jagung yang tinggi pada kuartal IV-2018 sampai kuartal I-2019, serta harga broiler mampu mengoreksi kinerja JAPFA. Ia melihat panen jagung di Indoneia selalu menurun pada Oktober atau November, dan tahun ini bisa jadi tertunda hingga tahun depan, dikarenakan cuaca yang tak memungkinkan.

Michael mencatat beberapa faktor tersebut, ditambah pasokan DOC yang stabil, satu setengah tahun sampai dua tahun, kinerja akan positif.

"Rekomendasi untuk beli JPFA dengan harga Rp 3.000 per saham," imbuhnya. Kemarin, JPFA ditutup dengan penurunan 0,5% di harga Rp 2.020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×