Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Janu Putra Sejahtera Tbk merupakan emiten yang bergerak di bidang peternakan ayam dan rumah potong ayam. Emiten dengan kode saham AYAM ini baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (30/11).
Janu Putra Sejahtera mempunyai visi untuk menjadi perusahaan ayam integrator terkemuka di Indonesia yang memberikan kontribusi positif bagi peternakan ayam dan masyarakat. Saat ini, AYAM mempunyai lima produk utama.
Pertama, day old chick (DOC) parent stock alias bibit ayam. DOC parent stock nantinya akan menjadi ayam yang akan menghasilkan ayam broiler. Perusahaan memfasilitasi pasokan DOC parent stock untuk distribusi ke industri peternakan ayam di seluruh Indonesia.
Kedua, DOC final stock alias bibit ayam yang nantinya akan dibesarkan menjadi ayam broiler komersial. AYAM memfasilitasi pasokan DOC final stock untuk distribusi ke seluruh konsumen di wilayah Jawa dan Bali.
Yang ketiga dan keempat adalah ayam hidup broiler komersial dan telur komersial yang digunakan untuk keperluan konsumsi. Kelima adalah karkas ayam atau ayam potong yang merupakan hasil produksi dari ayam broiler komersial yang telah melalui proses di rumah potong untuk didistribusikan ke industri makanan.
Baca Juga: AYAM Mematok Pendapatan Rp 450 Miliar
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2007 dengan mulai membangun kandang ayam broiler di Seyegen, Sleman, DI Yogyakarta. Lalu, AYAM memulai kemitraan di wilayah Yogyakarta pada tahun 2008 dan memperluas kemitraannya ke daerah lain di Jawa serta Bali pada 2009.
Kemudian, pada tahun 2012, Janu Putra Sejahtera mulai mendirikan peternakan pembibitan dan penetasan telur di Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Sejak saat itu, perusahaan terus mengembangkan fasilitas peternakan beserta sarana pendukungnya.
Direktur PT Janu Putra Sejahtera Tbk Fadhl Muhammad Firdaus mengatakan, saat ini, AYAM mempunyai beberapa fasilitas mulai dari petenakan pembibitan, peternakan petelur, petenakan broiler, penetasan telur, hingga rumah potong ayam.
Fasilitas peternakan pembibitan ayam parent stock berlokasi di Ngawis Karangmojo, Gunungkidul, DI Yogyakarta sebanyak sembilan kandang dan di Grantung, Karangmoncol, Purbalingga, Jawa Tengah sebanyak 20 kandang. Setiap kandang berkapasitas 10.000 ekor ayam.
Baca Juga: Janu Putra Sejahtera (AYAM) Akan Bangun Fasilitas Hatchery di Kalimantan
Fasilitas AYAM
Janu Putra memiliki fasilitas peternakan ayam broiler di Klerong, Jatipuro, Karanganyar, Jawa Tengah dengan total kapasitas 90.000 ekor ayam per bulan dan di Margokaton, Seyegan, Sleman, DI Yogyakarta dengan total kapasitas 100.000 ekor ayam per bulan.
Perusahaan juga memiliki fasilitas peternakan broiler di daerah lainnya di Jawa dan Bali dengan sistem sewa dan kemitraan. Total kapasitas produksi dari peternakan broiler yang dikelola secara langsung maupun kemitraan mencapai kurang lebih 1 juta ekor ayam per bulan.
Perusahaan juga memiliki fasilitas peternakan ayam petelur di Lendah, Kulon Progo dan Seyegan, Sleman. Total seluruh kandang mampu menampung 200.000 ekor ayam petelur.
Selanjutnya, perusahaan memiliki fasilitas rumah potong yang terletak di Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta. Rumah potong ayam terintegrasi dengan bisnis peternakan untuk mengolah ayam broiler hidup menjadi karkas ayam dan ayam potong. Fasilitas ini memiliki kapasitas pemotongan ayam 4.000 ekor per jam dan cold storage berkapasitas 180 ton.
Tak ketinggalan, perusahaan memiliki fasilitas penetasan ayam (hatchery) yang terletak di Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta. "Fasilitas ini memiliki 10 mesin penetas telur dengan kapasitas 10 ribu telur per mesin, yang memungkinkan perusahaan menetaskan sebanyak 100 ribu telur setiap hari," kata Fadhl saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/12).
Baca Juga: Pasca IPO, Janu Putra Sejahtera (AYAM) Akan Bangun Fasilitas Hatchery di Kalimantan
Pelanggan AYAM
Lebih lanjut, Fadhl menyampaikan, saat ini, sebaran hasil produksi Janu Putra Sejahtera dipasarkan di wilayah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Bali. Total pelanggan perusahaan sebanyak lebih dari 100 customer.
"Untuk DOC, kami banyak jual ke perusahaan. Sementara ayam broiler kebanyakan dijual ke perorangan, yakni 10-20 ekor ke pedagang kecil," tutur Fadhl.
Segmen ayam broiler menjadi kontributor profitabilitas bruto terbesar, yakni sebesar 48,9% per September 2023. Disusul ayam DOC sebesar 37%, telur tetas 12,3%, dan karkas ayam 1,8%.
Ke depannya, Janu Putra Sejahtera akan terus mengembangkan fasilitas dan meningkatkan produksinya. Dari initial public offering (IPO), perusahaan ini berhasil mengantongi dana segar Rp 80 miliar.
Rencananya, sebagian besar dana penawaran saham perdana ini akan digunakan untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta dan beberapa bidang tanah di Desa Tuksono, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta.
Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Saham Janu Putra Sejahtera (AYAM) Melonjak 35%
Fadhl menjelaskan, pembelian tanah di Ngawis akan digunakan untuk fasilitas kandang breeding atau pembibitan ayam parent stock yang memproduksi DOC. Sementara pembelian tanah yang berlokasi di Tuksono diperuntukan untuk pembangunan fasilitas hatchery alias tempat penetasan ayam.
Perusahaan juga berencana untuk memperbesar kapasitas produksi antara lain dengan membangun fasilitas kandang broiler di Subang, Jawa Barat pada 2025. Lalu, AYAM akan membangun fasilitas kandang ayam petelur (layer) di Kalimantan dekat Ibu Kota Nusantara (IKN) dan diharapkan akan ada sekitar 200.000 ekor petelur yang mulai diproduksi pada tahun 2026.
Pembangun kandang broiler di daerah Subang, Jawa Barat dilakukan karena saat ini, lokasi budidaya ayam broiler masih terkonsentrasi pada wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Bali. Oleh sebab itu, demi meningkatkan kinerja keuangan serta memperkuat posisi AYAM di industri poultry, perusahaan perlu melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah yang memiliki potensi pasar cukup besar.
Salah satunya adalah Jawa Barat yang memiliki potensi pasar ayam broiler. "Selain itu, lokasi lahan di Subang juga dekat dengan lokasi breeding (kandang pembibitan) perusahaan yang kebanyakan berada di Jawa Tengah sehingga dapat mengefisiensi biaya produksi (biaya pengangkutan) DOC FS dari kandang breeding ke lokasi budidaya broiler di Subang," ungkap Fadhl.
Baca Juga: Patok Harga Penawaran Rp 100 per Saham, Seberapa Menarik Saham IPO AYAM?
Kemudian, ekspansi usaha ke wilayah Kalimantan Selatan dengan membangun fasilitas kandang ayam petelur (layer) dilakukan karena potensi pasar penjualan telur ayam di provinsi ini masih sangat besar.
Kompetitornya juga tidak sebanyak di pulau Jawa. Harga telur di daerah Kalimantan juga cenderung lebih tinggi dan stabil dibandingkan wilayah lainnya sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan
Fadhl menuturkan, dalam jangka pendek dan menengah, perusahaan masih fokus untuk memaksimalkan produksi dari peternakan ayam. "Namun dalam jangka panjang, tidak menutup kemungkinan perusahaan juga akan mengembangkan produksi pada produk-produk olahan, pakan ternak, atau fasilitas peternakan lain selain ayam," ungkap Fadhl.
Perusahaan menargetkan pendapatan hingga Rp 450 miliar di akhir 2024 dengan laba sekitar Rp 13 miliar-Rp 14 miliar. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan akan menambah kapasitas produksi minimal sebesar 150.000 ekor budidaya ayam broiler melalui penggunaan hasil dana IPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News