kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.869   70,00   0,44%
  • IDX 7.147   -14,46   -0,20%
  • KOMPAS100 1.093   -1,18   -0,11%
  • LQ45 868   -4,12   -0,47%
  • ISSI 217   0,73   0,34%
  • IDX30 444   -2,73   -0,61%
  • IDXHIDIV20 535   -4,97   -0,92%
  • IDX80 125   -0,13   -0,10%
  • IDXV30 135   -1,16   -0,85%
  • IDXQ30 148   -1,31   -0,88%

Jangan Mudah Ditipu Pinjol Ilegal, Generasi Muda Harus Melek Finansial


Rabu, 30 November 2022 / 09:37 WIB
Jangan Mudah Ditipu Pinjol Ilegal, Generasi Muda Harus Melek Finansial
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi (kanan) bersama Komsioner OJK Friderica Widyasari Dewi (tengah) menjadi pembicara dalam acara KONTAN Moneyfest Economic and Financial Warrior di Jakarta, Jumat (25/11).


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Cipta Wahyana

KONTAN.CO.ID - Jakarta.  Pandemi COVID-19 tidak hanya membuat kita sadar menjaga kesehatan, tapi juga melek investasi. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total jumlah investor pasar modal per 14 Oktober 2022 mencapai 9,87 juta atau naik 31,85% dibandingkan dengan tahun 2021 sebanyak 7,49 juta.

Menariknya, jumlah single investor identification (SID) didominasi investor berusia di bawah 30 tahun dengan persentase 58,91% dengan total nilai aset sebesar Rp52,77 triliun. Peningkatan tersebut cukup membanggakan karena menandakan generasi muda Indonesia mulai paham pentingnya berinvestasi.

Hasil riset Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 juga menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia naik sebesar 49,68% dan inklusi keuangan sebesar 85,10%. Angka itu meningkat dibanding data SNLIK 2019 sebesar 38,03% untuk indeks literasi keuangan dan 76,19% untuk inklusi keuangan.

Meskipun meningkat, Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi berpesan agar generasi muda membekali diri dengan literasi dan inklusi keuangan. Literasi keuangan membantu generasi muda untuk memahami bermacam jenis instrumen keuangan dan investasi. Sedangkan inklusi keuangan berguna agar generasi muda dapat mengakses produk dan layanan jasa keuangan serta investasi yang bermanfaat sesuai kebutuhan.

Friderica berujar, literasi dan inklusi keuangan bermanfaat untuk mewujudkan tujuan finansial jangka panjang atau jangka pendek. “Sebagai orang dewasa, kita menyiapkan masa depan dan itu harus disiapkan dari sekarang,” kata Friderica saat menjadi pembicara dalam talkshow “Yuk, Jadi GERCEF – Generasi Cerdas Finansial” di acara MoneyFest 2022 yang diselenggarakan Kontan di M Bloc Space, pada Jumat, (25/11).

Legal dan logis 

Generasi muda sering dianggap konsumtif yang mudah tergiur dan tertipu oleh layanan pinjaman online (pinjol) serta produk investasi ilegal. Friderica menyebut, ada dua konsep yang bisa dijadikan patokan untuk menghindari penipuan tersebut, yaitu legal dan logis. Legal karena mengikuti peraturan dari pemerintah atau regulator (sudah terdaftar di OJK). Logis karena memberikan keuntungan atau bunga yang masuk akal.

Friderica mengatakan, generasi muda harus meninggalkan produk keuangan dan investasi ilegal karena dapat merugikan kondisi keuangan di masa depan. “Misalnya ada penipuan berkedok umroh. Dia daftar dan bayar uang muka yang murah ke agen penipuan berkedok investasi. Padahal berangkatnya tiga tahun lagi. Kemungkinan, bisa saja agen itu langsung bawa kabur uangnya karena perjalanannya masih lama,” ungkap Friderica.

Hal senada juga disampaikan Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Hery Gunardi. Ia menjelaskan, sudah banyak platform digital untuk belajar literasi dan inklusi keuangan. Jangan mudah juga tergoda dengan fenomena fear out missing out (FOMO) atau ikut-ikutan karena generasi muda harus pandai mengelola finansial untuk keperluan sehari-hari. 

Hery menjelaskan, cara paling mudah mengelola finansial adalah mulai memahami diri sendiri dengan memisahkan ‘kebutuhan’ dan ‘keinginan’. Setiap orang punya tujuan finansial yang berbeda, sehingga berbeda kebutuhan dan keinginannya. “Caranya mulai memahami diri sendiri. Karena setiap orang beda-beda kebutuhannya. Dari situ harus mulai disiapkan,” kata Hery.

Untuk itu, Hery menegaskan tidak ada kata ‘terlambat’ belajar keuangan dan investasi untuk mewujudkan target finansial masa depan. “Hari ini mulai lakukan perencanaan keuangan yang bagus. Kita harus punya tujuan dalam mengelola keuangan. Tentukan tujuannya buat apa,” ujar Hery.

Banyak generasi muda yang masih menjalankan gaya hidup konsumtif. Maka dari itu, Hery berpesan agar generasi muda paham literasi dan inklusi keuangan agar kondisi keuangan bisa disesuaikan di masa depan. Jangan sampai tertipu dengan skema penipuan berkedok investasi yang justru memberatkan diri sendiri.

“Pasti ingin liburan keluar negeri, ke Dubai, Amerika Serikat, atau Prancis. Tapi uangnya harus dikelola dengan baik. Harus disiplin keuangan dari sekarang,” pungkas Hery.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×