Reporter: Aloysius Brama | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha Sjamsul Nursalim resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (10/6) lalu. Menurut catatan Kontan.co.id, pria yang lahir dengan nama Liem Tjoen Ho ini terjerat kasus penyelewengan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Kerugian negara dalam kasus ini disebut mencapai Rp 4,58 triliun.
Sjamsul merupakan pendiri beberapa emiten yang melantai di bursa. Namanya mentereng sebagai pendiri emiten ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) pada 1951 silam. Menurut situs resmi perusahaan, mulanya GJTL ini bergerak di bidang manufaktur produksi ban sepeda. Seiring berjalannya waktu, perusahaan berekspansi dengan memroduksi berbagai jenis ban luar dan ban dalam untuk kendaraan bermotor.
Selang puluhan tahun kemudian, tepatnya di tahun 1995, Sjamsul mendirikan salah satu raksasa ritel di Indonesia PT Mitra Adiperkasa Indonesia (MAPI). Situs resmi perusahaan melansir, MAPI memiliki lebih dari 2300 ritel di seluruh Indonesia dan memegang hak dagang dari beberapa brand ternama internasional seperti Starbucks, Zara, Marks & Spencer, SOGO, SEIBU, Oshkosh B'Gosh, dan Reebok. MAPI juga memiliki beberapa anak perusahaan yang melantai di bursa seperti PT Mitra Aktif Perkasa Tbk (MAPA) dan MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB).
Reputasi Sjamsul sebagai pebisnis menempatkan dirinya sebagai orang kaya ke-36 di Indonesia versi majalah Forbes. Kekayaannya ditaksir mencapai US$ 810 juta atau setara dengan Rp 11,5 triliun.
Kini setelah Sjamsul beserta istrinya ditetapkan sebagai tersangka, harga saham beberapa emiten yang terafiliasi dengan dirinya terpantau mengalami penurunan harga. Harga saham GJTL misalnya turun sebesar 2,26% di level Rp 650 pada perdagangan hari ini, Rabu (12/6).
Unit bisnis ritel Sjamsul juga senasib. Seperti misalnya harga saham induk perusahaan MAP Grup, MAPI, terpantau turun sebesar 2,20% di level Rp 890. Meski begitu, sejak awal tahun, harga saham MAPI terus tumbuh hingga mencapai 9,94%.
Sepanjang hari ini, jumlah saham MAPI yang ditransaksikan mencapai 8,9 juta saham dengan nilai mencapai Rp 8 miliar dan frekuensi transaksi mencapai 2.238 kali transaksi.
Nasib tak beda jauh juga tampak dari pergerakan saham MAPA. Harga saham MAPA terpantau anteng di level Rp 5.800. Sepanjang hari ini, 188.400 saham ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp 1,1 miliar. Frekuensi transaksi saham MAPA hanya sebanyak 166 kali.
Harga saham MAPB, yang berdasarkan data RTI bertengger di level Rp 1.780 juga minim ditransaksikan. Sepanjang hari ini, transaksi saham itu hanya mencapai 500 saham dengan nilai mencapai Rp 890.000 dan frekuensi sebanyak 4 kali saja.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan meski beberapa saham seperti GJTL dan MAPI mengalami penurunan, namun ia menilai penurunan itu masih wajar. “Tidak terlalu signifikan. Saya pikir tidak terlalu terpengaruh karena mungkin yang bersangkutan (Sjamsul Nursalim) tidak secara langsung terlibat di dalam kepengurusan perusahaan,” tandas Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (12/6).
Senada dengan Nafan, analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas juga mengatakan hal serupa. “Selagi tidak mempengaruhi operasional perusahaan yang berdampak ke pendapatan dan operasional, saya rasa tidak berdampak signifikan,” kata Sukarno, Rabu (12/6).
Ia membandingkan dengan kasus yang terjadi pada emiten Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) dimana pada waktu itu beberapa pejabat perusahaan secara langsung terseret kasus pidana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News