kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.739.000   -3.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.354   42,00   0,26%
  • IDX 6.516   -131,79   -1,98%
  • KOMPAS100 926   -15,28   -1,62%
  • LQ45 727   -11,27   -1,53%
  • ISSI 204   -5,48   -2,62%
  • IDX30 379   -5,12   -1,33%
  • IDXHIDIV20 454   -6,82   -1,48%
  • IDX80 105   -1,64   -1,53%
  • IDXV30 108   -1,53   -1,40%
  • IDXQ30 124   -1,87   -1,49%

Jadi Saham Yang Paling Banyak Dijual Asing, Begini Rekomendasi Saham Big Bank


Sabtu, 15 Maret 2025 / 03:35 WIB
Jadi Saham Yang Paling Banyak Dijual Asing, Begini Rekomendasi Saham Big Bank
ILUSTRASI. Papan digital perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (23/4/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 36,99 poin atau 0,52% ke 7.110,81 pada akhir perdagangan. IHSG diproyeksi dapat melanjutkan penguatan pada Rabu (24/4). Sentimen positif berasal dari perkiraan suku bunga acuan Bank Indonesia yang tetap di level 6,0%, sehingga mampu memastikan inflasi untuk tetap berada dalam target APBN, serta dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat stabilitas Rupiah. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham bank pelat merah masih menjadi saham yang dijual oleh asing. 

Dalam sepekan, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi top laggard dengan nilai Rp 756,38 miliar. Di posisi kedua ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang banyak dijual asing dengan total jual bersih Rp 663,8 miliar selama seminggu. Sementara di posisi ketiga ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan total net sell sebesar Rp 383,54 miliar di pekan ini. 

Bahkan bank syariah pelat merah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga banyak dijual asing dengan total jual bersih Rp 80,91 miliar dalam sepekan. 

Baca Juga: Ada BBCA dan UNVR, Intip Saham yang Banyak Dikoleksi Asing Selama Sepekan

Sejatinya aksi jual bersih pada saham perbankan telah terjadi dalam setahun terakhir. Aksi jual saham oleh asing ini paling buruk dialami oleh BBRI yang selama setahun telah menuai aksi jual bersih sebesar Rp 42,14 triliun. Selanjutnya ada BMRI yang selama setahun, asing telah melepas dengan nilai jual bersih Rp 8,55 triliun. Net sell asing atas saham BBNI selama setahun mencapai Rp  2,43 triliun. 

Analis Maybank Sekuritas Indonesia Jeffrosenberg Chenlim pada riset 10 Maret 2025 memaparkan aliran dana asing yang keluar dengan nilai cukup signifikan karena ketidakpastian makro ekonomi. Selain itu menurut dia, pelemahan rupiah terhadap dollar AS juga menjadi pemicu kekhawatiran para investor asing. 

"Selain itu diperkirakan pertumbuhan laba sebagian besar bank akan melambat," ujar Jeffrosenberg. 

Penurunan kinerja emiten perbankan sejatinya nampak dari total penyaluran kredit perbankan di Januari 2025 yang tumbuh melambat. Jika di 2024, penyaluran kredit industri perbankan naik 11,8%, namun di Januari 2025, pinjaman yang diberikan oleh bank di Indonesia hanya naik 10,3% secara tahunan.

Baca Juga: IHSG Tertekan, Cermati Saham Net Sell Terbesar Asing Selama Sepekan Ini

Jeffrosenberg memperkirakan, kondisi likuiditas yang masih ketat saat ini akan berdampak pada pertumbuhan pinjaman yang melambat hingga kuartal I tahun ini. "Penurunan suku bunga Bank Indonesia sebanyak 25 bps menjadi 5,75% sejak tahun 2024 diharapkan membantu memperlancar likuiditas secara bertahap," ujar dia. 

Dari sisi kinerja, realisasi laba bank yang masuk dalam coverage Maybank Sekuritas terlihat lebih bervariasi. BBNI dan BRIS menjadi bank dengan pertumbuhan laba bersih lebih baik ketimbang bank lain. Di Januari 2025, BBNI membukukan laba bersih Rp 1,63 triliun. Laba BBNI naik 16,9% secara bulanan dan 9,8% secara tahunan. Sementara BRIS membukukan kenaikan laba 14,8% secara tahunan namun secara bulanan menurun 26,8% menjadi Rp 1,63 triliun. 

BMRI dan BBCA mengalami pertumbuhan laba yang lebih moderat. DImana BMRI membukukan kenaikan laba sebesar 4,5% secara tahunan dan naik 1,1% secara bulanan di Januari 2025 menjadi Rp 4 triliun. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mengalami kenaikan laba namun hanya sebesar 5,8% secara tahunan menjadiRp 4,73 triliun. Laba BBCA naik 11,6% secara bulanan. 

Namun, laba BBRI dan BNGA mengalami penurunan dalam satu bulan di 2025. Ini disebabkan biaya provisi yang jauh lebih tinggi.
Selain itu, meskipun likuiditas bank-bank secara perlahan membaik, Jeffrosenberg lebih memilih untuk mengutamakan bank-bank yang memiliki biaya pendanaan yang lebih murah dan sumber pertumbuhan yang kuat. 

Pilihannya jatuh pada BRIS. Dia menganggap faktor-faktor ini dianggap lebih menguntungkan dalam kondisi pasar yang masih penuh tantangan.

Jeffrosenberg merekomendasikan beli saham BRIS dengan target harga Rp 3.600. Sejatinya pandangan Jeffrosenberg akan saham perbankan di Indonesia masih positive. Saham-saham bank yang masuk dalam coveragenya pun masih direkomendasikan beli. 

Baca Juga: Rekor Baru! Emas Sentuh Level US$3.000 di Tengah Lonjakan Permintaan Safe-Haven

Saham BBRI misalnya disarankan beli dengan target Rp 5.400 per saham. Saham BMRI dipasang target Rp 6.825, BBNI ditargetkan di Rp 6.100, BBCA di Rp 11.675 dan BNGA ditargetkan di Rp 2.400 per saham.

Selanjutnya: Akses pip.dikdasmen.go.id dengan NISN dan NIK, Ini Cara Cek Penerima PIP Maret 2025

Menarik Dibaca: Gift Code Ojol The Game 15 Maret 2025 Update Terkini dari Codexplore

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×