kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Jadi konstituen LQ45, simak prospek dan rekomendasi saham TINS dan BRPT


Rabu, 28 Juli 2021 / 07:15 WIB
Jadi konstituen LQ45, simak prospek dan rekomendasi saham TINS dan BRPT


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Timah Tbk (TINS) ke jajaran indeks LQ45 dalam evaluasi mayor periode Agustus 2021 sampai Januari 2022.

BRPT dan TINS menggantikan saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) dan saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang dikeluarkan dari indeks ini. Analis menilai, prospek TINS dan BRPT masih cukup prospektif tahun ini.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, masuknya saham TINS ke jajaran Indeks LQ45 secara sentimen akan berdampak positif terhadap harga saham. “Karena rebalancing portofolio yang menggunakan Indeks LQ45 bakal menyesuaikan,” terang Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (27/7).

Baca Juga: Kinerja semester I-2021 moncer, simak rekomendasi saham Sido Muncul (SIDO)

Selain itu, prospek TINS juga didukung oleh harga komoditas timah yang masih solid. Sukarno memproyeksikan, prospek jangka menengah harga timah bisa menembus ke level US$ 36.000, Harga berhasil breakout resistance di level US$ 33.265.

Dari sisi kinerja, TINS mampu membukukan laba bersih senilai Rp 10,34 miliar di kuartal pertama 2021. Realisasi ini berbanding terbalik dari kondisi pada kuartal pertama 2020, dimana TINS membukukan kerugian bersih hingga Rp 412,85 miliar.

Namun, naiknya bottomline terjadi saat pendapatan emiten pelat merah ini membukukan penurunan. Tercatat, TINS membukukan pendapatan senilai Rp 2,44 triliun, menurun 44,78% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 4,42 triliun.

Dalam risetnya yang dipublikasikan 7 Mei 2021, Analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menyebut, pendapatan ini dipengaruhi oleh penurunan produksi sebesar 35,6% secara kuartalan dan menurun 63,1% secara tahunan menjadi sebesar 5.220 ton.

Penurunan beban bunga sebesar 54,0% secara year-on-year (Yoy) juga membantu TINS dalam meningkatkan laba bersihnya. Namun, kinerja TINS sepanjang tiga bulan pertama 2021 masih jauh di bawah perkiraan yang dipasang BRIDanareksa Sekuritas dan juga perkiraan konsensus.

Baca Juga: Analis: Kinerja Ace Hardware Indonesia (ACES) akan tertahan kebijakan PPKM

Di sisi lain, TINS berhasil menurunkan net gearing menjadi 97,8% di kuartal pertama 2021 dari sebelumnya 184,9% di periode yang sama 2020. Dus, BRIDanareksa Sekuritas memperkirakan net gearing TINS akan turun lebih jauh menjadi 94,9% pada tahun ini dan menjadi 89,0% pada tahun depan.

Selain TINS, BRPT juga berhasil menorehkan kinerja positif sepanjang tiga bulan pertama 2021. Emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini berhasil membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 45,27 juta. Hal ini berbanding terbalik dari kinerja kuartal pertama 2020, dimana BRPT mengalami kerugian bersih senilai US$ 2,08 juta.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×