kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jadi Konstituen Kompas100, Ini Daftar Saham yang Menarik untuk Investasi & Trading


Selasa, 30 Januari 2024 / 07:06 WIB
Jadi Konstituen Kompas100, Ini Daftar Saham yang Menarik untuk Investasi & Trading
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham yang menarik dan bisa jadi pilihan saat rebalancing Kompas100


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan kocok ulang pada sejumlah indeks saham, salah satunya Kompas100. Evaluasi mayor kali ini berlaku efektif untuk periode 1 Februari sampai dengan 31 Juli 2024. 

Terdapat 19 saham yang keluar dan masuk indeks Kompas100 untuk periode konstituen tersebut. 19 Saham yang keluar dari penghitungan indeks meliputi: PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Samator Indo Gas Tbk (AGII), PT Avia Avian Tbk (AVIA), PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR), PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP).

Selanjutnya, saham PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX), PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), PT Paninvest Tbk (PNIN), PT RMK Energy Tbk (RMKE), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Posisi ke-19 saham tersebut digantikan oleh saham-saham berikut, yang menjadi konstituen baru indeks Kompas100: PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham CMNT, MBMA, MDKA dan UNTR untuk Hari Ini (30/1)

Kemudian dilanjutkan oleh saham PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Mitra Pack Tbk (PTMP), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL), PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (TRON), dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM).

Head of Retail Marketing & Product Development Division Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi mengamati evaluasi indeks Kompas100 kali ini menunjukkan perubahan yang cukup signifikan dari sisi jumlah saham yang mengalami rotasi.

"Ini menunjukkan dinamika pasar dan pergeseran preferensi investor terhadap saham-saham tertentu. Kami menilai evaluasi ini sesuai ekspektasi," kata Reza kepada Kontan.co.id, Senin (29/1).

Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni menimpali, hasil evaluasi mayor Kompas100 awal tahun ini sebagian besar sesuai ekspektasi. Tetapi, Agung memberikan catatan terhadap saham-saham baru yang memiliki kapitalisasi pasar (market caps) di bawah Rp 1 triliun seperti PTMP, GTRA dan TRON.

Menurut Agung, kapasitas market caps emiten dalam suatu indeks akan turut memengaruhi daya tarik atau kenyamanan pelaku pasar dalam berinvestasi, terutama bagi investor institusi. "Faktor masuk dan keluar dari indeks sedikit-banyak akan berdampak kepada pergerakan sahamnya," sebut Agung. 

Baca Juga: Prediksi IHSG Tembus 7.460 di 2024, Ini Sektor Saham Jagoan Mandiri Sekuritas

Research Analyst Phintraco Sekuritas, Nurwachidah, menilai saham-saham yang masuk ke dalam indeks Kompas100 periode Februari - Juli 2024 mayoritas memiliki fundamental yang solid. Hanya saja, Nurwachidah mencatat secara historis pada empat tahun terakhir, level perubahan harga untuk saham yang keluar-masuk indeks tidak terlampau signifikan.

Meski begitu, Reza memandang saham-saham konstituen Kompas100 masih menjadi pilihan investasi menarik, baik untuk investor ritel maupun manajer investasi. Apalagi, Kompas100 memiliki korelasi yang cukup tinggi dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Sehingga dapat dijadikan sebagai acuan atau benchmark mengukur kinerja portofolio saham," kata Reza.

Agung sepakat, Kompas100 tak kalah menarik dari indeks saham lainnya seperti IDX80 maupun indeks saham prestisius LQ45. Dengan menitikberatkan pada faktor likuiditas, fundamental dan good corporate governance, indeks ini memudahkan investor untuk memilah saham mana saja yang layak dipertimbangkan sebagai pilihan investasi.

"Tujuannya untuk lebih mudah memilah. Tapi dari 100 saham tersebut perlu disaring lagi dengan memperhatikan faktor siklus bisnis, valuasi, dan apakah ada turn-around story dari perusahaan," ungkap Agung.

Strategi Trading dan Investasi

Namun, penilaian terhadap saham yang keluar-masuk indeks akan tergantung pada profil risiko, kriteria dan strategi masing-masing investor maupun manajer investasi. Seperti PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment Indonesia) yang fokus terhadap saham-saham dengan market caps besar dan punya tingkat likuiditas tinggi.

CEO Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menyampaikan bahwa mayoritas dari 19 saham yang keluar dan masuk indeks Kompas100 kali ini belum masuk ke dalam investment universe dari Pinnacle Investment. Guntur bilang, perhatian manajer investasi pada umumnya selektif mencermati tingkat likuiditas, kapitalisasi pasar dan real free float pada suatu saham.

"Jangankan indeks Kompas100, terkadang beberapa konstituen dari LQ45 pun dari sisi tingkat likuiditas masih terbilang cukup rendah. Namun untuk investor ritel, tentu dapat melakukan evaluasi tersendiri untuk konstituen indeks Kompas100 sebagai alternatif pilihan investasi," tutur Guntur.

Associate Director Erdikha Sekuritas, Yunia Lie, menimpali bahwa investor dapat memakai indeks Kompas100 sebagai salah satu indikator mengukur kinerja portofolio saham. Meski begitu, Yunia menyarankan agar selektif memilah saham-saham yang secara prospek bisnis dan momentum saat ini menarik sebagai pilihan investasi atau trading.

 

Di antara 19 saham yang masuk menjadi konstituen Kompas100, Yunia menilai saham DRMA, NISP, PGEO, MBMA dan MAPA punya prospek menarik. Namun untuk investasi, Yunia menempatkan saham DRMA dan NISP sebagai pilihan utama, dengan target harga masing-masing di Rp 1.670 dan Rp 1.325.

Sedangkan Nurwachidah melihat investor bisa memanfaatkan peluang jangka pendek dari fluktuasi pergerakan saham yang masuk ke dalam Kompas100. Saran dia, bisa memperhatikan peluang trading buy pada saham PGEO, HRTA dan NISP. Kemudian speculative buy pada SSIA dan DRMA.

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyematkan rekomendasi buy on weakness pada lima saham baru konstituen Kompas100. Meliputi HRTA, MARK, MBMA, PGEO dan PTRO. Di samping itu, trading buy pada saham MAPA.

"Investor dapat mencermati pergerakan saham yang terimbas rebalancing tersebut dan dapat menjadi bahan pertimbangan akan keputusan investasinya," kata Herditya.

Agung turut menyarankan strategi buy on weakness pada sejumlah saham yang baru masuk Kompas100. Saham pilihan Agung adalah MARK, DRMA, MBMA dan PGEO. Sedangkan untuk saham yang tergusur dari indeks, Agung menilai AVIA dan BDMN masih layak koleksi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×