kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi ketua umum AEI, berikut fokus kerja bos Sritex


Minggu, 27 September 2020 / 19:30 WIB
Jadi ketua umum AEI, berikut fokus kerja bos Sritex
ILUSTRASI. Iwan Setiawan Lukminto terpilih sebagai ketua umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) periode 2020-2023.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex, Iwan Setiawan Lukminto terpilih sebagai ketua umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) periode 2020-2023 pada Rabu, 23 September 2020. Dia menggantikan Franciscus Welirang yang telah menjabat selama dua periode, yaitu 2014-2017 dan 2017-2020.

Sebagai ketua umum AEI yang baru, Iwan telah merancang program kerja yang akan dijalankan selama tiga tahun ke depan. Di bawah kepengurusannya, AEI akan lebih memberikan edukasi dan masukan, serta memperkenalkan tata kelola perusahaan yang baik (good governance) kepada direksi perusahaan yang akan menjadi perusahaan terbuka. Untuk itu, AEI akan bersinergi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melaksanakan program ini.

Mengingat, AEI memang ingin mengajak lebih banyak perusahaan untuk go public. "Kami ingin memotivasi banyak perusahaan untuk melantai ke bursa saham yang pada akhirnya dapat meningkatkan kapitalisasi Indonesia," tutur Iwan kepada Kontan.co.id, Minggu (27/9).

Baca Juga: Terpilih sebagai Ketua AEI periode 2020-2023, berikut harapan Dirut Sritex

Di samping itu, AEI juga akan tetap fokus untuk menyelaraskan kepentingan emiten dan regulator sehingga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Akan tetapi, untuk menciptakan asosiasi yang lebih baik, AEI bakal lebih banyak melibatkan emiten-emiten dalam usulan regulasi di masing-masing sektor.

Sementara itu, saat ditanya terkait kebijakan apa yang perlu diperbaiki di pasar modal, Iwan belum bisa memberi tanggapan. "Saya akan kasih komentar setelah saya mempelajari semuanya. Saat ini masih on track," ucap Iwan.

Meskipun begitu, apabila melihat sisi makro ekonomi dan kebijakan pemerintah, Iwan menilai masih ada yang perlu diperbaiki. Menurut dia, pemerintah seharusnya melibatkan perusahaan-perusahaan besar atau perusahaan terbuka dalam membuat kebijakan.

Baca Juga: Fokus Jaga Arus Kas, Korporasi Tahan Ekspansi

Dalam kondisi perekonomian yang tengah tidak menentu ini, pemerintah juga seyogianya memberikan insentif kepada perusahaan yang berprestasi baik. "Prestasi baik itu misalnya tidak ada tunggakan kewajiban-kewajiban bank, tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK), dan on time dalam penyajian laporan keuangan," tutur dia.

Alasannya, dalam kondisi seperti saat ini, tidak mudah untuk mempertahankan bisnis, apalagi menciptakan pertumbuhan bisnis. Hal ini juga menjadi penting karena menurut Iwan, perusahaan-perusahaan besar merupakan penggerak ekonomi yang bisa menghidupi dan memperbesar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Baca Juga: Asosiasi emiten dukung rencana pemerintah memperkuat stabilitas sistem keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×