Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor energi menjadi indeks saham sektoral dengan kenaikan tertinggi sepanjang tahun 2022 berjalan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX Sector Energy meningkat 68,52% secara year to date (ytd), sementara IDX Sector Industrials yang berada di bawahnya hanya naik 22,57%.
Head of Research FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menjadi saham-saham yang berkontribusi besar terhadap kenaikan IDX Sector Energy.
Bobot saham BYAN terhadap sektor energi mencapai 24,37%, ADRO 13,82%, ADMR 8,03%, PTBA 5,24%, dan ITMG 5,11%. Dari awal tahun sampai dengan Jumat (30/9), harga saham BYAN meningkat 148,15%, ADRO 76%, ADMR 1.700%, PTBA 53,87%, dan ITMG 103,06%.
Untuk ke depannya terutama di sisa tahun 2022, Wisnu melihat prospek saham-saham energi masih menarik. Sebagaimana diketahui, permintaan batubara di Uni Eropa masih tinggi terutama untuk pembangkit tenaga listrik.
Baca Juga: Catat! Emiten-Emiten Ini Berpotensi Besar Bagi Dividen Interim
Uni Eropa terancam kekurangan pasokan energi mendekati musim dingin setelah perusahaan energi Rusia Gazprom mengurangi pasokan gas ke Benua Biru.
"Di saat yang sama, adanya kebocoran pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang menambah kekhawatiran kurangnya pasokan energi untuk pemanas menghadapi musim dingin yang akan datang," kata Wisnu saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (2/10). Pipa gas ini biasanya mengaliri gas dari Rusia ke Eropa via Laut Baltik.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya juga melihat, prospek saham-saham energi masih akan positif. Permintaan batubara diprediksi masih akan tinggi seiring dengan krisis energi Eropa di tengah ketegangan konflik geopolitik dengan Rusia.
"Apalagi, Eropa juga sedang persiapan musim dingin dan minggu lalu pipa Nord Stream yang mengalirkan gas Rusia ke Eropa rusak. Jadi, permintaan terhadap batu bara masih akan tinggi," ucap Cheril.
Menurut Cheril, melihat harga sahamnya sejauh ini, pelaku pasar belum telat untuk masuk saham energi. Pasalnya, banyak saham-saham yang secara valuasi masih tergolong murah, terlihat dari price earning ratio (PER) di kisaran -1 standard deviasi.
Sebut saja, saham ADRO, ITMG, dan PT Harum Energy Tbk (HRUM). "Pelaku pasar bisa buy ketiga saham tersebut dengan target kenaikan harga 10%. Apalagi di akhir tahun ada pembagian dividen lagi jadi makin menarik untik investor," kata Cheril.
Sementara itu, Wisnu menyarankan investor menunggu koreksi harga terlebih dahulu hingga memasuki area jenuh jual ( oversold). "Saat terkoreksi, investor dapat melalukan pembelian secara bertahap," ucap Wisnu.
Wisnu merekomendasikan buy on weakness saham PTBA dengan target harga Rp 4.700-Rp 5.000 dan buy on weakness saham PGAS dengan target harga Rp 2.000. Per perdagangan Jumat (30/9), harga ADRO berada di level Rp 3.960 per saham, ITMG Rp 41.425, HRUM Rp 1.780, PTBA Rp 4.170, dan PGAS Rp 1.755 per saham.
Baca Juga: Mencari Saham Murah di Indeks LQ45, Sejumlah Saham Berikut Layak Dilirik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News