kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,53   -6,82   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi indeks dengan performa terbaik kedua, simak rekomendasi saham pertambangan


Selasa, 18 Agustus 2020 / 19:35 WIB
Jadi indeks dengan performa terbaik kedua, simak rekomendasi saham pertambangan
ILUSTRASI. Karyawan mengamati harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Selasa (18/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,90% ke level 5.295,174. Dalam tiga bulan perdagangan, IHSG telah menguat 14,14%. Namun, bila ditarik dari sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), IHSG masih mencatat return negatif 15,94%.

Akan tetapi, ada sejumlah indeks sektoral yang mencatatkan kinerja lebih baik dibandingkan dengan IHSG, salah satunya adalah indeks sektor pertambangan. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), secara year-to-date indeks pertambangan hanya terkoreksi -8,01%, menjadikannya indeks sektoral dengan performa terciamik setelah indeks sektor barang konsumsi yang hanya terkoreksi -4,88% sejak awal tahun.

Sebastian Tobing, Kepala Riset Trimegah Sekuritas menilai, minimnya koreksi yang menimpa indeks sektor pertambangan disebabkan oleh sentimen penguatan komoditas emas yang sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa. 

Baca Juga: Indeks sektor pertambangan minim koreksi, ini penyebabnya

Selain itu, perbaikan perekonomian India dan China, juga dapat menjadi sentimen positif bagi saham emiten tambang batubara.

Meski demikian, Sebastian belum merekomendasikan saham emiten pertambangan untuk saat ini. Sebab, penguatan saham emiten tambang emas hanyalah angin segar sementara. 

Harga emas akan sangat bergantung dari penemuan vaksin Covid-19. Sementara  harga batubara juga bergantung dari dua konsumen utama batubara  dunia, yakni India dan China.

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menilai, penguatan indeks sektor pertambangan tidak terlepas penguatan komoditas emas, timah, dan nikel yang masing-masing menguat 30,85%, 0,85% dan 4,09% secara ytd. 

Kenaikan ini didukung oleh permintaan nikel dan timah untuk perkembangan kendaraan listrik. Selain itu, ada pula pengaruh asset aversion dari high risk menjadi safe haven.

Lebih lanjut, harga batubara berpotensi akan membaik seiring meningkatnya kembali permintaan batubara dari China sejalan dengan mendekatnya musim dingin.

Untuk emiten tambang batubara, MNC Sekuritas merekomendasikan beli (buy) saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan target harga Rp 1,310, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 2.390, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan target harga Rp 10.630.

Sementara untuk emiten tambang logam, MNC Sekuritas merekomendasikan beli saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target harga Rp 920, hold untuk saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga Rp 3,590, serta jual (sell) untuk saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga Rp 1.595.

Baca Juga: IHSG menguat 0,90% ke 5.295 pada akhir perdagangan Selasa (18/8), asing borong BBRI

Untuk diketahui, ADRO memutuskan untuk merevisi target produksi untuk tahun 2020 menjadi 52 juta ton-54 juta ton seiring dengan tidak kondusifnya pasar batubara akibat pandemi. 

MNC Sekuritas menilai, kinerja ADRO pada kuartal kedua 2020 akan terpengaruh dari jebloknya sektor pertambangan batubara. MNC Sekuritas juga menilai, langkah ADRO tersebut untuk merevisi target di tahun ini adalah langkah yang tepat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×