Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Selasa (18/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,90% ke level 5.295,174. Dalam tiga bulan perdagangan, IHSG telah menguat 14,14%. Namun, bila ditarik dari sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), IHSG masih memberi return negatif 15,94%.
Akan tetapi, ada sejumlah indeks sektoral yang mencatatkan kinerja lebih baik dibandingkan dengan IHSG, salah satunya adalah indeks sektor pertambangan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), secara year-to-date indeks pertambangan hanya terkoreksi -8,01%, menjadikannya indeks sektoral dengan performa paling apik setelah indeks sektor barang konsumsi yang hanya terkoreksi -4,88% sejak awal tahun.
Bandingkan dengan indeks sektor properti, real estate, dan konstruksi yang sejak awal tahun melemah 41,02%, menjadikan indeks ini sebagai indeks sektoral dengan pelemahan tertinggi sejak awal tahun.
Baca Juga: IHSG menguat 0,90% ke 5.295 pada akhir perdagangan Selasa (18/8), asing borong BBRI
Sebastian Tobing, Kepala Riset Trimegah Sekuritas menilai, minimnya koreksi pada indeks sektor pertambangan disebabkan oleh sentimen penguatan komoditas emas yang sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa.
Terbukti, saham sejumlah emiten emas berkinerja apik setidaknya dalam periode perdagangan tiga bulan. Saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) misalnya, menguat 46,32% dalam waktu tiga bulan. Saham emiten pertambangan milik Negara, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melesat 51,89%. Penguatan tertinggi dialami oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang menguat 54,55%.
Penguatan juga dialami oleh sejumlah saham pertambangan batubara, meski penguatannya tidak seekstrem saham emiten penambang emas. Saham Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menguat 5,13% dalam tiga bulan. Penguatan juga dialami oleh saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang masing-masing menguat 8,25% dan 1,46%.
“Untuk batubara, bila ekonomi China dan India membaik (recover) terus, maka akan naik,” ujar Sebastian saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (18/8).
Meski demikian, Sebastian belum merekomendasikan saham emiten pertambangan untuk saat ini. Sebab, penguatan saham emiten tambang emas seiring dengan penguatan harga emas, hanyalah angin segar sementara.
Baca Juga: IHSG besok diprediksi melemah, simak pergerakan saham CTRA, SCMA, dan ASRI
Sebastian bilang, kemilau emas akan sangat bergantung dari penemuan vaksin Covid-19. Sementara pijar batubara masih akan bergantung dari dua konsumen utama batubara dunia, yakni India dan China.
Sebastian justru lebih cenderung kepada saham emiten perbankan. Sebab, adanya pemulihan ekonomi (economic recovery) akan membawa sentimen positif bagi emiten perbankan.
Dia merekomendasikan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), hingga PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News