Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Beberapa tokoh besar komunitas Bitcoin, termasuk Jack Dorsey dan Peter Todd, kembali menyerukan agar aplikasi pesan terenkripsi Signal mengadopsi Bitcoin, lewat kampanye baru bertajuk “Bitcoin for Signal.”
Melansir Cointelegraph Jumat (17/10/2025), kampanye ini mendorong integrasi Bitcoin dengan protokol Cashu untuk memungkinkan transaksi pembayaran langsung di dalam aplikasi Signal dengan teknologi “Chaumian Ecash.”
Baca Juga: Bitcoin Butuh Pemicu Baru untuk Hindari Koreksi Lebih Dalam
“@Signalapp seharusnya menggunakan Bitcoin,” tulis Dorsey di X (sebelumnya Twitter) pada Kamis (16/10/2026), sambil me-retweet unggahan dari pengembang Bitcoin pseudonim Cashu, yang menjadi penggagas kampanye tersebut.
Menurut situs resmi kampanye itu, “Bitcoin layak berada di Signal. Cashu ecash menghadirkan pembayaran Bitcoin yang benar-benar privat di dalam aplikasi pesan terenkripsi paling tepercaya di dunia.”
Selain Dorsey, dukungan juga datang dari pengembang Bitcoin Peter Todd, yang menilai Bitcoin perlu menggantikan atau melengkapi sistem pembayaran kripto Signal saat ini, yaitu MobileCoin (MOB).
“Saya sebenarnya ingin mencoba MobileCoin. Tapi proyek itu gagal total—sampai-sampai saya tidak bisa membelinya. Signal harus menerima kenyataan dan menambahkan dukungan untuk Bitcoin,” ujar Todd.
Baca Juga: Kekayaan Trump Melonjak pada Periode Kedua Kepresidenannya Berkat Kerajaan Kripto
Signal mulai mengimplementasikan MobileCoin pada April 2021, namun kerap dikritik karena dianggap terlalu tersentralisasi dan bergantung pada jumlah validator yang sangat kecil.
Dukungan terhadap kampanye “Bitcoin for Signal” juga datang dari pengembang pseudonim Calle dan Pavol Rusnak, salah satu pendiri Satoshi Labs.
Dengan lebih dari 70 juta pengguna aktif bulanan, implementasi Bitcoin di Signal berpotensi menjadikan aplikasi tersebut platform besar untuk transaksi peer-to-peer berbasis Bitcoin.
Dorsey sebelumnya berpendapat bahwa Bitcoin akan gagal jika hanya digunakan sebagai penyimpan nilai (store of value) dan tidak dipakai untuk transaksi sehari-hari sebagaimana visi awal Satoshi Nakamoto.
Baca Juga: Menakar Potensi Industri Kripto dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Kritik: “Bitcoin Tidak Cukup Privat”
Namun, sejumlah kritikus menilai Bitcoin tidak dirancang sebagai solusi privasi, sehingga kurang cocok diintegrasikan dengan aplikasi yang berfokus pada enkripsi seperti Signal.
“Jack, mengapa menggunakan blockchain publik untuk aplikasi pesan privat?” cuit José Pedro Sousa, insinyur di Aztec Network.
Akun advokasi hak digital Techlore menilai integrasi Bitcoin justru dapat mengancam privasi pengguna Signal. Beberapa pihak bahkan menyarankan alternatif lain seperti Monero (XMR) dan Zcash (ZEC) yang memang memiliki fitur privasi bawaan.
Meski protokol Cashu menawarkan lapisan privasi tambahan untuk transaksi Bitcoin, implementasi serupa sejauh ini belum terbukti berhasil dalam skala besar.
Baca Juga: Pasar Kripto Anjlok, Kapitalisasi Global Susut Rp1.826 Triliun dalam 24 Jam
Konteks: UE Hampir Hapus Pesan Privat
Dorongan untuk memperkuat aplikasi pesan privat berbasis Bitcoin ini muncul di tengah wacana Uni Eropa tentang undang-undang “Chat Control” yang akan memaksa semua aplikasi pesan, termasuk Signal dan WhatsApp, untuk menyerahkan isi pesan pribadi kepada otoritas demi mendeteksi materi pelecehan anak.
Kebijakan itu dipandang banyak pihak sebagai ancaman serius terhadap perlindungan enkripsi end-to-end.
Jerman menolak mendukung proposal tersebut, dengan alasan bahwa pemindaian massal pesan pribadi bertentangan dengan konstitusi.
Rencana pemungutan suara telah ditunda, dan akan dijadwalkan ulang pada awal Desember.
Selanjutnya: Rupiah Dibuka Melemah Tipis ke Rp 16.584 Per Dolar AS Hari Ini, Asia Bervariasi
Menarik Dibaca: 4 Minuman Elektrolit yang Ampuh Menghidrasi Tubuh Selain Air Kelapa, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News