Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) optimistis mencapai laba pada akhir tahun 2024 dengan memaksimalkan jasa layanan yang ada.
CYBR mencatatkan pendapatan sebesar Rp 208,76 miliar sepanjang tahun 2023. Torehan ini meningkat sebesar 11,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 187,02 miliar.
Meski pendapatan naik, kerugian bersih CYBR justru meningkat. Tahun lalu, ITSEC mencatatkan kerugian sebesar Rp 36,28 miliar yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dengan catatan kerugian sebesar Rp 9,04 miliar.
Sedangkan pada kuartal I-2024, ITSEC mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 74% secara year on year (YoY) menjadi Rp 49,02 miliar. Di saat yang sama, kerugian bersih CYBR juga meningkat menjadi sebesar Rp 14,21 miliar dari sebesar rugi bersih Rp 11,26 miliar pada kuartal pertama tahun lalu.
Baca Juga: Tawarkan Perlindungan Siber Bagi UKM, ITSEC Asia (CYBR) Luncurkan Produk IntelliBron
Presiden Direktur ITSEC Asia Joseph Edi Hut Lumban Gaol mengatakan, berdasarkan kondisi tersebut, ITSEC memutuskan untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2023 pada rapat umum pemegang saham tahunan, Kamis (30/5). Selain itu, perusahaan juga tidak menyisihkan dana cadangan.
ITSEC tengah melakukan ekspansi di berbagai negara seperti Singapura, Australia, dan Uni Emirate Arab yang baru dilaksanakan pada awal tahun 2024. Selain itu, perusahaan juga melakukan ekspansi berupa peningkatan rekrutmen.
“Untuk ekspansi, rekrutmen semakin banyak karena bisnis ini sangat berbasis talenta, jadi kita harus merekrut dan melatih banyak konsultan,” terang Joseph.
Baca Juga: Saham ITSEC Asia (CYBR) Terbang 35% ke Level Rp135 pada Perdagangan Perdananya (8/8)
Direktur Keuangan ITSEC Asia Doni Mora menambahkan, pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis dan akan mencapai laba pada akhir tahun 2024. Potensi kenaikan belum tampak pada triwulan pertama dan kedua ini.
“Jadi pada tiga bulan pertama dan kedua belum, tapi kami berharap di akhir tahun 2024 perusahaan mencatatkan profit,” kata Doni dalam paparan publik, Kamis (30/5).
Doni menyebut, terdapat pembaruan terkait penggunaan dana IPO terutama belanja modal yang sebelumnya sebesar 13% menjadi 10%. Sedangkan, belanja operasional dari yang sebelumnya sebesar 87% menjadi 90%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News