Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Sinar emas kembali terang. Setelah selama lebih dari dua pekan bertengger di bawah US$ 1.500 per troi ons, harga emas mendaki hingga US$ 1.600 per troi ons.
Kontrak pengiriman emas sebulan mendatang di bursa berjangka New York, Kamis (26/7) pukul 17.00 WIB senilai US$ 1.602,20. Nilai itu sudah tergerus dari harga penutupan kontrak emas itu di hari sebelumnya, yaitu US$ 1.608,10.
Harga emas di pasar spot Singapura, kemarin pukul 14.00 WIB, adalah US$ 1.606,50 per troi ons. Itu merupakan harga tertinggi sejak 29 Juni.
Pergerakan harga derivatif emas di New York sesuai dengan prediksi para analis, yaitu penguatan emas tak akan awet. Maklumlah, pemicu emas kembali ke atas kisaran US$ 1.600 per troi ons adalah spekulasi lama yang kembali berkobar, yaitu, pengucuran quantitative easing tahap ketiga di Amerika.
Pemantik spekulasi juga isu lama, yaitu proyeksi ekonomi Negeri Paman Sam yang suram. David Baker, Managing Partner di Baker Steel Capital Manager, menuturkan, perekonomian di AS mulai melambat. The Fed akan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan lebih banyak mencetak uang.
Nah, strategi itu akan meniupkan sentimen positif bagi harga emas. “Emas sudah konsolidasi sejak September lalu. Emas sedang melawan tren penguatan dollar. Yang patut diingat, dollar menguat karena investor mengucilkan euro,” ujar Baker, seperti dikutip Bloomberg.
Kenaikan terbatas
Emas juga terangkat oleh spekulasi bahwa bank sentral Eropa akan menerapkan jurus yang sama seperti strategi The Fed, untuk memperbaiki perekonomian di benua tersebut. “Pasar menduga, lambat laun The Fed akan menggelontorkan stimulus, hingga melemahkan dollar sekaligus menguatkan emas,” tutur Alwy Assegaf, analis Universal Broker Indonesia.
Senior Analyst Harvest International Futures, Ibrahim, menambahkan, harga emas masih akan bergerak menguat. Ia menyebut, rencana ECB menggulirkan dana sebesar 100 miliar euro untuk membantu keuangan di Spanyol, akan melemahkan indeks dollar. Efek berikutnya, harga emas akan menguat.
Hingga akhir bulan ini, Ibrahim memprediksi harga emas akan bergerak menguat hingga US$ 1.640 per troi ons. Harga itu merupakan resistance emas yang tercetak pada 6 Juni 2012. Bollinger 20 hari menunjukkan 20% mendekati bollinger atas yang mengindikasikan kenaikan emas cukup tinggi.
Moving average berada 90% dari bollinger tengah, mengisyratkan emas masih bisa terbang. Moving average 60% masih menunjukkan keragu-raguan pemodal untuk mengambil posisi terhadap emas.
Pertanda serupa diperlihatkan relative strenght index (RSI). Sedangkan Stochastic berada di posisi 90%, yang menunjukkan penguatan emas akan berlanjut.
Prediksi Ibrahim, emas akan bergerak di antara support, US$1.562,45 per troi ons, hingga US$ 1.624,05 per troi ons, sebagai resistance.
Namun, Alwi memprediksi emas cenderung flat, sebelum ada kepastian The Fed benar-benar menggelontorkan stimulus. "Kalaupun ada kenaikan, akan terbatas," ujar dia. Proyeksi Alwi, emas memiliki support US$1.562 per troi ons, dan resistance US$ 1.600 per troi ons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
