Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menutup bulan Maret, nilai tukar rupiah masih loyo di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Minimnya sentimen domestik menyebabkan mata uang Garuda rentan terhadap faktor eksternal.
Mengutip Bloomberg, di akhir sesi perdagangan Kamis (29/3), nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,01% ke level Rp 13.766 per dollar AS. Sepekan ini, rupiah tercatat melemah sebesar 0,20%
Sementara, menurut Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor), kurs rupiah hari ini melemah 0,08% menjadi Rp 13.756 per dollar AS. Namun, sepekan, Jisdor justru menguat sekitar 0,15%.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, pergerakan rupiah sepanjang pekan ini masih dipengaruhi sentimen luar negeri. Terutama, isu yang berkaitan dengan kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump.
"Kebijakan ini rencananya baru akan direalisasikan setelah Juni nanti. Selama itu, isu masih akan bergulir dan masih akan ada negosiasi," ujar David, (29/3).
Menurutnya, ketegangan perang dagang belum meninggalkan pasar meski isu sudah mulai mereda. Dollar AS juga mulai bertenaga pasca sejumlah data ekonomi dirilis sesuai ekspektasi pada Rabu malam.
Pertumbuhan ekonomi AS sepanjang 2017 berada di level 2,9%, lebih tinggi dari konsensus 2,7%. Naiknya angka pertumbuhan ekonomi AS didorong oleh angka belanja konsumsi yang juga tumbuh 4%, melebihi ekspektasi yakni hanya 3,8%.
"Data ekonomi ini mendorong penguatan dollar AS dan menekan mata uang emerging market, termasuk rupiah," kata David.
Pekan depan, David memprediksi pergerakan rupiah masih cenderung sama. Ia menebak, Senin (2/4), rupiah akan menguat dan bergerak dalam rentang yang sangat tipis. Proyeksinya, rupiah berada di kisaran Rp 13.700-Rp 13.750 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News