Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) optimistis meraih pertumbuhan kinerja pada kuartal ketiga tahun ini. Proyeksi itu mengacu pada pertumbuhan pengguna jaringan data ISAT yang terus meningkat.
Direktur Utama PT Indosat Tbk, Alexander Rusli mengatakan pertumbuhan industri telekomunikasi masih positif, yakni 6%. Begitu pula dengan proyeksi pertumbuhan bisnis ISAT di kuartal III 2016 yang akan lebih baik daripada tiga bulan sebelumnya.
"Growth angka tidak bisa kami sampaikan, tapi pasti lebih baik daripada kuartal kedua,” ungkap Rusli kepada KONTAN, kemarin.
Dia mengakui pada kuartal II 2016 ISAT diuntungkan oleh selisih kurs akibat menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Pada semester I 2016, keuntungan selisih kurs ISAT sebesar Rp 349,5 miliar. Di periode sama tahun lalu, ISAT masih rugi kurs Rp 905,3 miliar.
Pendapatan ISAT juga meningkat 10,5% year-on-year (yoy) menjadi Rp 13,94 triliun. Pendapatan disumbangkan oleh bisnis selular seperti panggilan telepon, SMS, value added service (VAS) dan data, yang naik 13,4% menjadi Rp 11,59 miliar dari Rp 10,22 miliar.
Kontribusi data tetap (MIDI) juga naik 13,4% menjadi Rp 11,5 miliar dari Rp 10,22 miliar. Namun penurunan terjadi pada telpon tetap Rp 454,2 dari Rp 561 miliar.
Dari peningkatan itu perusahaan juga mencetal laba sebesar Rp 428,1 miliar dari periode sama tahun lalu rugi Rp 733,8 miliar. Peningkatan basis pelanggan seluar sebesar 80,5 juta masih potensial bagi Indosat.
Rusli mengatakan peningkatan basisi pelanggan ini disumbang dari pengguna data yang cukup signifikan. Jadi dengan batalnya penurunan tariff dasar interkoneksi juga tidak berdampak besar pada kinerja perusahaanya.
”Interkoneksi sebelum ada penundaan juga tidak mempengaruhi kinerja secara langsung.revenue kita naik karena data,” kata Rusli.
Ia menjelaskan pengguna jaringan interkoneksi terbilang menurun saat ini. kemungkinan pengguna yang masih memakai jaringan ini diluar pulau Jawa. Namun dengan pada dasarnya perusahaan akan mengikuti semua aturan dari pemerintah, lanjut Rusli.
Belanja modal perusahaan juga dihabiskan kebanyakan untuk membangun infrastruktur layanan data. Rusli mengatakan dari dana yang dianggarkan sudah lebih dari separuh dihabiskan untuk pembangunan jaringan, base transceiver stations (BTS), dan perangkat IT.
”Lebih dari separuhnya dari anggaran kita Rp 7 triliun sudah dihabiskan untuk pengembangan data, saat ini tinggal pemasanganya aja,” kata Rusli.
Sebagai informasi, saat ini Indosat telah mengoprasikan 53.333 BTS, bertambah 10.258 BTS pada periode sama tahun lalu. Sedangkan untuk jaringan 4G perusahaan mengoprasikan 3.724 site 40 kota utama di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News