kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

IPO tak mampu dongkrak bursa saham


Rabu, 05 Agustus 2015 / 08:45 WIB
IPO tak mampu dongkrak bursa saham


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pasar modal domestik tahun ini sepertinya mengarah ke dasar sumur. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat minus 8,53%, paling buruk di kawasan Asia Pasifik.

Aksi initial public offering (IPO) yang diharapkan bisa mendongkrak bursa saham, ternyata jauh panggang dari api. Maklum, nilai IPO berbagai emiten pada tahun ini tak bombastis. Hingga awal Agustus, sedikitnya sembilan emiten baru mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia. Angka itu belum termasuk dua emiten yang melakukan relisting. Kini, beberapa perusahaan siap menyusul go public.

“Di pipeline ada enam calon emiten,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, kepada KONTAN, Selasa (4/8). Lucky Bayu, analis LBP Enterprise, mencermati, pertumbuhan emiten tahun ini tak semarak. Sementara target perolehan dana IPO di bawah rata-rata.

Menurut dia, perusahaan yang memiliki kapitalisasi besar enggan masuk BEI karena memperhitungkan jangka waktu dan melihat sentimen negatif pasar. Bagi emiten kecil, ada dua alasan tetap IPO, yakni spekulasi dan mendorong good corporate governance (GCG).

Pasar yang tak kondusif menjadi kendala bagi calon emiten. “Sampai saat ini belum ada nilai emisi yang besar. Kebanyakan emiten kelas menengah. Kalau ukuran emisi IPO kecil, maka investor kurang tertarik,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada.

Lumrah jika beberapa calon emiten menunda masuk ke pasar. Jika minat investor minim, calon emiten harus menurunkan target dana IPO. Dalam jangka pendek, Lucky melihat prospek IPO tak menarik. Kapitalisasi pasar menurun dan indeks hanya menguat terbatas. Pasar modal dinilai hanya efektif dalam empat bulan ke depan, sampai November. Walhasil, jika ada aksi IPO di periode itu, tak cukup mendorong bursa saham.

Pemodal cenderung memilih saham yang sudah terpercaya. Dengan tambahan enam calon emiten baru, sedikitnya ada 17 emiten yang menggelar penawaran saham perdana di tahun ini. Jumlah ini masih jauh dari target BEI, yakni sebanyak 32 emiten. Walhasil, target IPO sulit tercapai tahun ini. Lucky melihat, tak ada sentimen positif yang mendorong IPO dan ekonomi masih memble.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×