Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setidaknya sudah ada sekitar 26 perusahaan yang mengantre untuk listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan-perusahaan ini berencana untuk mencatatkan diri di BEI paling tidak di tahun 2018.
"Itu sudah dikurangi Artha Jasa dan Harvest Time," kata Samsul Hidayat, Direktur BEI Jumat (6/4).
Sebanyak 26 emiten yang mengantre di BEI tersebut berasal dari berbagai sektor. Beberapa perusahaan properti misalnya berencana untuk mencatatkan diri di BEI seperti PT Dafam property Indonesia, PT Kagum Jaya Sakti, PT Wijaya Karya Realty dan PT Kota Satu Property.
Selain perusahaan properti, dua perusahaan yang bergerak di bidang rumah sakit juga berencana untuk mencatatkan diri di BEI seperti PT Royal Prima. Selain itu, PT Medialoka Hermina, pengelola rumah sakit Hermina juga berencana untuk mencatatkan diri di BEI tahun ini.
Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas menyebutkan, beberapa perusahaan yang akan IPO ini bisa dilirik berdasarkan sektornya. Menurut Nafan, sektor telekomunikasi masih cukup prospektif di tahun ini.
"Adapun sektor properti sudah mulai bangkit pada awal tahun ini," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (8/4).
Nafan mengatakan beberapa bukti memperlihatkan bahwa sektor properti sudah mulai mengalami pemulihan dengan membaiknya kinerja keuangan emiten properti seperti CTRA, BSDE, dan ASRI.
Perusahaan-perusahaan di bidang properti yang akan mencatatkan diri juga berencana memakai pendanaannya untuk melakukan ekspansi. Wika Realty misalnya yang akan menggunakan dana hasil IPO untuk melakukan ekspansi.
Selain itu, dua calon emiten lain yang berada di sektor properti yakni PT Dafam Property Indonesia dan juga PT Kota Satu Property akan menggunakan pendanaan yang berasal dari IPO untuk melakukan ekspansi bisnis baik dengan mengembangkan rumah tapak, mengakuisisi lahan dan juga memperbesar bisnis perhotelan. Namun, secara jangka panjang, bisnis properti ini akan sangat tergantung pada emiten sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News