Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelaran penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih semarak. Bahkan, tren IPO Indonesia termasuk tertinggi diantara bursa saham negara ASEAN.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengklaim, sejak 2018, pencatatan saham baru di BEI selalu terbanyak diantara bursa-bursa di kawasan ASEAN.
Sejak awal 2023 hingga Jumat (26/5), ada 40 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Adapun nilai dana yang dihimpun mencapai sebesar Rp 32,7 triliun.
"Animo para pemilik dan manajemen perusahaan di Indonesia untuk mendapat pendanaan pasar modal terbilang cukup tinggi. Hal tersebut terefleksi dengan 42 perusahaan potensial yang sudah masuk dalam pipeline," kata Nyoman, Senin (29/5).
Baca Juga: Ada 43 Perusahaan Masuk Pipeline IPO di BEI, Berikut Sektornya
Selain itu, BEI tercatat termasuk dalam 8 dari 10 IPO dengan nilai penggalangan dana terbesar dilakukan dengan kurun waktu tiga tahun terakhir. Tiga diantaranya, ada di 2023 dengan total penggalangan dana lebih dari Rp 25 triliun.
Senior Information Investment Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menuturkan peningkatan tren IPO ini sejalan dengan tingginya minat investor dalam negeri terhadap pasar saham.
"Karena permintaan kuat jadi tingkat partisipasi perusahaan untuk IPO semakin berkembang pesat untuk mengimangi permintaan. Untuk itu perusahaan bisa memanfaatkan momentum," jelas dia saat dihubungi Kontan, Selasa (30/5).
Pada umumnya, peningkatan IPO bisa berdampak berimbas positif pada pasar modal. Salah satunya, bisa mendorong tingkat kapitalisasi pasar sebuah bursa saham.
Namun jika tidak diseimbangin dengan kualitas yang mumpuni maka tidak berdampak besar. Direktur Avere Investama Teguh Hidayat bilang memang secara tingkat IPO Indonesia masih tinggi, tapi dari segi kapitalisasi pasar masih kalah dengan negara tetangga.
"Jumlah IPO Indonesia hampir setara pasar modal yang lebih maju karena ada kemudahan perusahaan untuk listing, sehingga kuantitas meningkat tapi kualitas menurun," kata Teguh.
Pilih perusahaan berkualitas
Menurut Teguh, yang penting bagi investor adalah jeli memilih perusahaan IPO yang punya kualitas tinggi. Teguh menyebut masih ada perusahaan IPO yang bagus, tetapi teredam oleh perusahaan yang mini.
"Bukan besaran nilai IPO atau seberapa ramai beritanya, tetapi yang harus didorong itu kualitas perusahaan yang akan IPO," tutur dia.
Sementara bagi Nafan, kriteria yang perusahaan yang baik adalah punya aset yang jelas dan membukukan pendapatan dan laba bersih. Terlebih calon emiten konsisten mencetak pertumbuhan kinerja.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menimpali, rencana penggunaan dana IPO juga bisa menjadi indikasi kualitas sebuah IPO. Misalnya, apakah dananya untuk digunakan ekspansi atau lainnya.
"Kalau melakukan ekspansi artinya perusahaan berniat untuk tumbuh dan menjadi lebih besar. Dengan begitu, investor akan diuntungkan dengan pertumbuhan kinerja," imbuhnya.
Baca Juga: Segera IPO, Ini Fokus Bisnis VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) Selanjutnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News