kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

IPO bernilai jumbo menghiasi pasar saham, serapannya masih bisa optimal


Rabu, 27 Oktober 2021 / 07:10 WIB
IPO bernilai jumbo menghiasi pasar saham, serapannya masih bisa optimal


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini, pasar saham Indonesia kerap diwarnai penawaran saham dengan nilai emisi besar. Sebut saja PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang meraup dana initial public offering (IPO) sebesar Rp 21,9 triliun pada awal Agustus 2021.

Kemudian, pada akhir September 2021, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga menggalang pendanaan hingga Rp 95,9 triliun melalui rights issue. BEI juga berpotensi kedatangan emiten baru dengan nilai emisi IPO jumbo, seperti PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), perusahaan merger Gojek-Tokopedia yang bernama GoTo, dan induk usaha PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU), yakni PT Widodo Makmur Perkasa.

Sebagai anak usaha Telkom di bisnis menara telekomunikasi, Mitratel berpotensi meraup dana segar dari IPO sekitar Rp 19,79 triliun-Rp 24,90 triliun. Berdasarkan informasi yang diperoleh Kontan.co.id, nilai emisi IPO saham GoTo dikabarkan dapat mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,38 triliun. Sementara PT Widodo Makmur Perkasa berencana membidik dana Rp 6 triliun dari IPO.

Baca Juga: Wall Street menguat pada awal perdagangan Selasa (26/10)

Merespons geliat IPO dengan target nilai emisi jumbo ini, Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo menilai, saham IPO perusahaan-perusahaan tersebut masih sangat berpeluang untuk diserap oleh pasar secara optimal. Mengingat, kondisi pasar saham semakin kondusif pada kuartal keempat tahun ini.

Hal ini sejalan dengan tren kasus harian Covid-19 yang semakin menurun, investor asing yang terus masuk ke pasar saham Indonesia sejak awal Oktober 2021, dan membaiknya kinerja emiten yang sudah merilis laporan keuangan kuartal ketiga 2021. "Dengan kondusifnya IHSG maka akan menimbulkan gairah investor untuk mengalokasikan dananya ke aset yang berisiko tinggi seperti saham," kata Wisnu kepada Kontan.co.id, Selasa (26/10).

Wisnu juga melihat, perusahaan-perusahaan tersebut memiliki prospek bisnis yang cukup menjanjikan. Khusus Mitratel, keberadaannya di bawah naungan Telkom Indonesia sebagai induk usaha dengan fundamental kuat juga memberikan daya tarik tersendiri.

Wisnu juga menilai, bisnis menara telekomunikasi masih menjanjikan karena digitalisasi akan semakin masif ke depannya. "Jadi diiringi dengan fundamental yang baik, tentu pasar berpeluang sekali untuk menyerap IPO-nya secara optimal, terlebih saham bukan hanya ditawarkan ke investor domestik tapi juga luar negeri," ucap Wisnu.

Baca Juga: Nilai emisi IPO Mitratel berpotensi melampui Bukalapak, berikut tanggapan BEI

GoTo juga memiliki prospek bisnis yang bagus karena sudah memiliki ekosistem yang kuat, terdiri dari Gojek, Gopay, dan Tokopedia. Terlebih lagi, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) baru saja menyuntikkan dana senilai US$ 400 juta atau lebih dari Rp 5,6 triliun lewat penggalangan dana pra-IPO sehingga semakin memberi keyakinan kepada pelaku pasar untuk berinvestasi di perusahaan ini.

Bernada serupa, Analis MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan juga berpendapat, saham-saham emiten yang akan IPO ini masih akan dapat diserap secara optimal oleh pasar. Pemulihan ekonomi dan masuknya dana ke pasar saham dari investor asing dan domestik akan menjadi pendorong terserapnya saham IPO ini.

"Membaiknya sentimen konsumen, peningkatan mobilitas publik, dan likuiditas di perekonomian yang melimpah juga akan berdampak pada peningkatan output serta kenaikan inflasi secara bertahap sehingga memungkinkan adanya aliran dana masuk ke instrumen investasi seperti saham," tutur Rifqi.

Meskipun begitu, pelaku pasar akan relatif selektif terhadap saham IPO para calon emiten tersebut. Pasalnya, pelaku pasar akan lebih aware terhadap calon emiten yang memiliki fundamental bagus dan dikenal dengan baik. Rifqi menilai, masing-masing perusahaan di atas memiliki keunggulan kompetitif di industrinya.

Baca Juga: IPO Mitratel Berpotensi Jadi yang Terbesar Sepanjang Sejarah Menggusur Bukalapak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×