kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investor wait and see, jumlah penawaran masuk pada lelang SUN turun


Rabu, 18 Agustus 2021 / 18:31 WIB
Investor wait and see, jumlah penawaran masuk pada lelang SUN turun
ILUSTRASI. Penawaran yang masuk dalam lelang SUN hari ini turun


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat peserta lelang Surat Utang Negara (SUN) yang digelar hari ini (18/8) tercatat mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari jumlah penawaran masuk yang mengalami penurunan dibanding lelang SUN terakhir. 

Berdasarkan data DJPPR, total penawaran yang masuk sebesar pada lelang kali ini hanya sebesar Rp 77,07 triliun. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan lelang SUN yang digelar sebelumnya, yakni pada Selasa (3/8), di mana penawaran yang masuk mencapai Rp 107,78 triliun.

Walau begitu, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Deni Ridwan memaparkan, jumlah penawaran masuk tersebut masih cukup solid mengingat banyak sentimen yang mempengaruhi sikap pelaku pasar saat ini.

“Mulai dari masih mencerna arah pergerakan pasar SUN ke depan seiring dengan arah perbaikan ekonomi global, meningkatnya volatilitas yield US Treasury, perkembangan kasus Covid 19 varian Delta, serta pidato Nota Keuangan 2022 yang disampaikan presiden RI pada 16 Agustus 2021,” kata Deni dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (18/8).

Baca Juga: Hasil lelang SUN: Penawaran masuk Rp 107,78 triliun, pemerintah serap Rp 30 triliun

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, sebenarnya wajar penawaran lelang kali ini turun. Mengingat pada lelang SUN sebelumnya, sudah mencetak rekor tertinggi. Selain itu, penurunan juga tidak terlepas dari adanya profit taking dari para pelaku pasar obligasi.

“Pasar obligasi telah mengalami rally kenaikan selama tiga bulan terakhir, wajar akhirnya ada aksi profit taking. Oleh karena itu, dalam seminggu terakhir market cenderung tertekan karena aksi tersebut, alhasil yang masuk ke lelang kali ini juga mengalami penyusutan,” jelas dia.

Sementara secara sentimen, Ramdhan melihat kondisi pasar sejauh ini masih relatif stabil baik dari dalam maupun luar. Dari dalam, data-data ekonomi masih cenderung baik, rupiah pun stabil. Dari luar, sentimen tapering dan kenaikan suku bunga juga sudah mereda, hanya menyisakan kekhawatiran soal penyebaran Covid-19 varian Delta.

Walau begitu, Ramdhan menilai jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 77,07 triliun merupakan hal yang baik di tengah kondisi saat ini. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan pada lelang-lelang berikutnya jumlah penawaran yang masuk akan meningkat lagi. 

Menurutnya, yang terpenting adalah stabilnya isu eksternal. Pasalnya, jika sampai investor asing kembali berbondong-bondong memasukkan dananya ke US Treasury dan yield-nya kembali naik, maka ini akan membuat investor domestik tidak lagi confidence untuk masuk ke lelang dan cenderung wait and see.

Sementara dari sisi pelaku, Deni mengungkapkan, jumlah penawaran masuk masih didominasi oleh investor domestik dengan proporsi sebesar 91,25%. Penawaran terbesar terdapat pada seri tenor 6 tahun dan seri tenor 11 tahun.

Sementara partisipasi investor asing sebesar 8,25% dari total penawaran yang masuk pada lelang hari ini dengan preferensi tenor yang sama dengan investor domestik.

Baca Juga: Pemerintah targetkan suku bunga surat utang negara sebesar 6,82% di tahun depan

Sedangkan dari sisi weighted average yield (WAY) yang dimenangkan untuk seri di bawah 30 tahun mengalami kenaikan tipis sebesar 1-6 bps apabila dibandingkan pada lelang sebelumnya.

Di sisi lain, untuk tenor 30 tahun terdapat penurunan WAY sebesar 1 bps. Namun jika dibandingkan dengan level yield pada secondary market, untuk WAY pada tenor di bawah 30 tahun umumnya mengalami penurunan sebesar 1-4 bps.

“Dalam lelang kali ini yield yang dimenangkan juga sudah sesuai dengan kondisi market. Pemerintah juga membatasi jumlah penawaran yang diserap sebagai upaya menjaga stabilitas yield secondary market sekaligus menunjukkan bargaining power mereka,” imbuh Ramdhan.

Pada lelang kali ini, Ramdhan melihat investor dari kelompok perbankan masih mendominasi seiring likuiditas mereka yang berlimpah. Sementara dari sisi seri, FR0091 menjadi buruan lantaran seri ini akan menjadi seri yang paling likuid pada tahun depan. 

Selanjutnya: Lanjutkan ekspansi, Supra Boga Lestari (RANC) bakal tambah 10 gerai baru di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×