kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Investor Wait and See, Hasil Lelang SUN Hanya Sentuh Rp 49,16 Triliun


Selasa, 15 Maret 2022 / 18:36 WIB
Investor Wait and See, Hasil Lelang SUN Hanya Sentuh Rp 49,16 Triliun
ILUSTRASI. Obligasi


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah penawaran masuk pada lelang Surat Utang Negara (SUN) hari ini, Selasa (15/3) turun. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko DJPPR mencatat jumlah penawaran masuk hanya Rp 49,16 triliun. Jumlah ini turun dibandingkan hasil lelang SUN sebelumnya (1/3) yang mencapai Rp 61,52 triliun.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, investor di pasar SBN terlihat masih sangat hati-hati dan memantau secara seksama perkembangan situasi di Ukraina. 

Ia menyebut, pelaku pasar masih bersikap wait and see menjelang FOMC meeting hari Rabu besok, di mana The Fed diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga acuan. 

“Selain itu, Investor juga akan mencermati pernyataan The Fed pasca FOMC meeting terkait gambaran kebijakan The Fed, gambaran tingkat inflasi dan ekonomi AS, di saat harga komoditas terutama energi yang tinggi pasca invasi Rusia,” kata Deni dalam keterangan tertulis, Selasa (15/3). 

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana juga menilai, pasar tengah menanti arah kebijakan The Fed ke depan. Seperti berapa kali rencana kenaikan suku bunga hingga akhir tahun atau berapa besar lift off yang dilakukan The Fed. Alhasil, pelaku pasar masih menahan diri sebelum memastikan hal-hal tersebut. 

Baca Juga: Lelang SUN, Selasa (15/3): Total Penawaran Rp 49,16 Triliun, Diserap Rp 17,25 Triliun

Ditambah lagi, pada minggu lalu, pemerintah juga melakukan private placement sebanyak dua kali yang pada akhirnya turut membuat permintaan terhadap SUN turun. 
Sentimen lainnya adalah keputusan bank sentral China yang tidak jadi menurunkan suku bunga pinjaman yang membuat pasar lebih berhati-hati. 

“Jika melihat kondisi fundamental Indonesia saat ini, dengan data terbaru yang menunjukkan surplus sebesar US$ 3,9 miliar, hasil lelang ini sebenarnya kurang baik. Padahal secara fundamental, kondisi Indonesia masih sangat baik,” imbuhnya.

Pada lelang kali ini, pemerintah terlihat menahan diri dengan tidak menyerap jumlah penawaran sesuai dengan target indikatif yang telah ditetapkan. Hari ini, pemerintah hanya menyerap sebesar Rp 17,25 triliun, padahal target indikatifnya sebesar Rp 20 triliun - Rp 30 triliun.

Menurut Fikri, hal tersebut dikarenakan pemerintah yang tidak ingin membebani cost of fund mengingat yield yang diminta oleh para peserta lelang jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi pasar saat ini.

Rata-rata yield tertimbang pada lelang SUN hari ini secara umum naik 3-5 bps apabila dibandingkan dengan level pasar pada penutupan hari sebelumnya. 

Sementara dari seri yang menjadi incaran peserta, seri SPN12230303 yang akan jatuh tempo pada 3 Maret 2023 menjadi seri yang paling banyak diburu investor dengan jumlah penawaran masuk hingga Rp 17,70 triliun.

Baca Juga: Ini Tujuh Seri SUN yang Akan Ditawarkan pada Lelang Hari Ini (15/3)

“Ini tidak terlepas dari posisi peserta yang wait and see menunggu arah kebijakan The Fed. Seri satu tahun ini jadi instrumen yang paling tidak volatile dan punya risiko jauh lebih terukur di tengah situasi saat ini,” tutup Fikri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×