Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah diproyeksi melemah di perdagangan awal pekan, Senin (20/1). Investor akan fokus pada pelantikan Donald Trump yang diantisipasi membawa kebijakan pro-usd atau dolar Amerika Serikat (AS).
Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana melihat, nilai tukar rupiah kemungkinan masih akan tertekan di perdagangan besok Senin. Ketidakpastian masih mendominasi pasar seiring Trump akan dilantik pada 20 Januari 2025.
Pelaku pasar menantikan pidato perdana Trump untuk melihat arah kebijakan pemerintah AS yang diharapkan relatif lebih aman dan menghindari konflik. Di samping itu, pasar juga terus berhati-hati menjelang pertemuan The Fed pada 28-29 Januari mendatang.
‘’Pelantikan Trump akan memberikan tekanan cukup kuat, tidak hanya bagi rupiah, namun juga ke berbagai mata uang,’’ ujar Fikri saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (19/1).
Baca Juga: Tantangan BUMN Karya Makin Berat, Simak Rekomendasi Sahamnya
Fikri menambahkan, pelaku pasar turut menunggu stimulus China yang dipandang masih menunggu terlebih dahulu pelantikan Trump. Pemulihan ekonomi China diharapkan mendukung pasar Asia yang bergerak volatil salah satunya terdampak konflik internal di Korea Selatan ataupun keributan di Semenanjung Korea.
Dari domestik, keputusan mengejutkan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga 25 bps menjadi 5,75% dinilai akan mendorong arus keluar (outflow) dan membebani Rupiah. Hal itu karena adanya differential rate antara BI dan The Fed yang semakin mengecil.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai, rupiah masih akan tertekan seiring dengan absennya data-data ekonomi, baik dari luar maupun dalam negeri. Besarnya pelemahan akan sangat tergantung upaya intervensi BI.
Pemangkasan suku bunga BI yang mengejutkan beberapa hari lalu juga masih akan menekan Rupiah. Di samping itu, investor mengantisipasi kebijakan tarif pemerintah AS, disaat Trump mulai menjabat sebagai presiden minggu depan.
‘’Rupiah diperkirakan masih akan tertekan dan berpotensi kembali melemah,’’ ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (19/1).
Lukman memproyeksi, Rupiah akan melemah dalam rentang Rp 16.300 – Rp 16.450 per dolar AS di perdagangan Senin (20/1). Sedangkan, Fikri memperkirakan, Rupiah akan melemah dalam kisaran Rp 16.300 – Rp 16.500 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Jumat (17/1), Rupiah spot ditutup di level Rp 16.380 per dolar AS, melemah sekitar 1,17% secara mingguan daripada posisi akhir pekan lalu di Rp 16.190 per dolar AS. Secara harian, rupiah melemah tipis 0,02% daripada posisi kemarin Rp 16.376 per dolar AS.
Sedangkan, rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup pada level Rp 16.373 per dolar AS. Rupiah Jisdor terkoreksi 1,10% secara mingguan, namun naik tipis 0,03% secara harian.
Baca Juga: Waspada! IHSG Bakal Semakin Volatile Menjelang Pelantikan Trump
Selanjutnya: Naik Rp 2.000, Pemprov Jawa Timur Naikkan Harga LPG 3 Kg Jadi Rp 18.000
Menarik Dibaca: Film 1 Kakak 7 Ponakan Siap Sentuh Hati Penonton Bioskop
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News