Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Minat investor menempatkan dananya di instrumen Surat Utang Negara (SUN) makin besar. Hal ini terlihat dari hasil lelang SUN yang digelar pemerintah, kemarin (8/3).
Dalam hajatan kali ini, pemerintah melelang tiga seri SUN plus satu Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Berdasarkan pernyataan resmi Ditjen Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, penawaran investor yang masuk dalam lelang tersebut mencapai Rp 20,09 triliun.
Penyerapan pemerintah juga cukup besar. Pemerintah memenangkan penawaran Rp 7 triliun. Padahal, target awal Rp 5 triliun. Namun, pemerintah tidak menyerap sama sekali penawaran SUN FR0053.
Analis Obligasi NC Securities I Made Adi Saputra menilai, investor makin agresif lantaran membutuhkan instrumen jangka pendek yang likuid untuk menaruh dananya. Memang, dalam lelang ini investor paling banyak mengajukan penawaran di SPN20120309.
Penawaran yang masuk untuk surat utang bertenor satu tahun ini mencapai Rp 6,9 triliun. "Bahkan yield yang diminta masih di bawah BI rate," papar Made, kemarin.
Imbal hasil terendah yang diminta investor untuk SPN itu adalah 6,41%, sementara yield tertinggi yang diminta 7,13%. Pemerintah akhirnya memberi yield rata-rata tertimbang sebesar 6,48%. Maklum saja, saat ini Bank Indonesia tidak lagi melelang SBI bertenor kurang dari 12 bulan. Alhasil, banyak pelaku pasar beralih ke SPN.
Dengan menempatkan dana di SPN, investor pun relatif lebih terlindungi dari risiko fluktuasi mata uang. "Kita mungkin melihat permintaan yang signifikan pada surat utang bertenor 1 tahun karena instrumen tersebut menjadi instrumen untuk mengambil posisi terhadap kurs," jelas Helmi Arman, analis obligasi Bank Danamon.
Selain itu, Made menilai banyaknya penawaran di SPN lantaran pada 3 Februari lalu ada satu seri SPN yang terbit tahun lalu telah jatuh tempo. Para pemilik SPN itu pun lantas mengalihkan dananya ke SPN20120309 tersebut.
Dalam lelang kemarin, investor juga mengajukan penawaran Rp 4,71 triliun untuk SUN seri FR0055. Pemerintah menyerap penawaran untuk SUN ini Rp 2,3 triliun. Penawaran untuk FR0056 mencapai Rp 4,66 triliun, dan pemerintah memenangkan Rp 3,25 triliun. Sedang penawaran untuk FR0053 mencapai Rp 3,83 triliun.
Rata-rata harga SUN kemarin cenderung turun. Indeks SUN kemarin turun ke 98,23 dari 99,14 sehari sebelumnya.
Ke depan, Helmi mengingatkan investor agar tetap mewaspadai ancaman inflasi. Dia menilai ketidaktegasan pemerintah dalam kebijakan soal BBM menimbulkan ketidakpastian terhadap inflasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News