kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Investor terus buru SUN bertenor pendek


Sabtu, 13 November 2010 / 08:26 WIB
ILUSTRASI. Bank Mayora


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) bertenor pendek pun terus merangkak naik. Meski belum menyentuh harga tertinggi tapi trend penguatan harga SUN sepertinya kuat terjadi. Banyak faktor yang membuat penguatan harga SUN ini terus terjadi.

Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas menjelaskan kalau banyak investor asing yang mulai menarik dananya menjelang akhir tahun. Akibatnya untuk mengamankan dananya mereka melakukan switching di obligasi tenor pendek. Agar fluktuasi harganya tidak terlalu tajam.

Maklum, untuk melakukan penarikan dana biasanya memang harus memberitahukan sebulan sebelumnya. Trend ini menurut Lana memang akan berlangsung sampai akhir tahun. Dan para manajer investasi akan kembali mengatur investasi mereka di awan depan.

Beberapa SUN seri pendek yang mengalami penurunan yield di antaranya adalah SUN seri FR0015. SUN yang mempunyai masa jatuh tempo 15 Februari 2011 ini (8/11) harganya menyentuh level 102,5. Akibatnya yield-nya menciut menjadi 3,71% saja. Padahal pada awal bulan harga obligasi masih 102,08 dengan yield 5,75%.

Sementara SUN yang akan tempo di Desember 2012 seri FR0023 harganya juga sempat menyentuh level tertinggi di 111,5 dengan yield 5,12%. Penguatan harga obligasi jangka pendek seperti ini ditanggapi oleh Imam MS, Analis Pasar Obligasi Dan Ekonom Trimegah Securities sebagai bentuk minat investor asing karena masih nyaman dengan yield yang ditawarkan.

"Meski terjadi perbedaan nilai tukar, return yang diberikan masih cukup besar," jelas Imam. Dia juga tidak melihat ada perubahan signifikan pada perubahan pada fundamental Indonesia. Hanya saja, dengan SBI 3 bulan menurut Imam bisa juga menjadi faktor pemicu peralihan dana tersebut ke tenor pendek juga.

Baru-baru ini, Pemerintah juga sedang rajin untuk membeli utang jangka pendek. Lana melihat faktor ini juga mampu memicu investor untuk mempertahankan kepemilikannya. Akibatnya harganya terus naik. Tapi menjelang akhir tahun seperti ini, Lana masih menyarankan agar investor tetap berhati-hati dan jika memang dibutuhkan bisa melakukan profit taking.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×