Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas jatuh ke level terendah satu bulan pada penutupan perdagangan Kamis (29/10). Hal ini memperpanjang penurunan emas yang sudah terjadi dari sese sebelumnya.
Harga emas mendapat katalis negatif setelah penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih dipilih pelaku pasar sebagai aset lindung nilai dari risiko peningkatan kasus Covid-19 dan pemilihan umum presiden yang berlangsung pekan depan.
Kamis (29/10), emas spot ditutup melemah emas turun 0,5% ke posisi US$ 1.867,59 per ons troi. Pada hari sebelumnya, harga emas spot ini sudah jatuh 2%.
Setali tiga uang, harga emas berjangka kontrak pengiriman Desember 2020 juga merosot 0,6% menjadi $ 1.868,00 per ons troi.
Baca Juga: Produksi emas UNTR akan membaik tahun depan
"Saat ini Anda melihat perpindahan dari aset berisiko, dari emas ke dolar dolar AS," kata Quantitative Commodity Research analyst, Peter Fertig.
Indeks dolar AS memang menanjak ke level tertinggi lebih dari satu minggu, setelah mendapat keuntungan sebagai mata uang safe haven. Ini terjadi usai Jerman dan Prancis kembali memberlakukan penguncian baru guna membendung gelombang virus corona kedua.
Sentimen positif bagi dolar AS bertambah jelang pemilu presiden AS yang akan dilakukan 3 November. Penantang dari Partai Demokrat Joe Biden masih memimpin poling secara nasional atas Presiden AS Donald Trump, tetapi persaingan lebih ketat terjadi di negara bagian yang menjadi penentu.
"Logam mulia belum melihat banyak permintaan safe haven di tengah pasar saham AS yang goyah minggu ini," kata senior analyst Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.
Harga si kuning sempat mengurangi kerugian setelah rilis ekonomi AS dan data klaim pengangguran. Klaim pengangguran di Negeri Paman Sam ini turun menjadi 751.000 pada pekan yang berakhir 24 Oktober. Realisasi ini lebih baik dari hasil perkiraan konsensus yang sebanyak 775.000 dan dibandingkan dengan realisasi klaim pengangguran di pekan sebelumnya yang capai 791.000.
Tetapi kilau emas di tahun ini pun tetap tak terbendung. Sebagai aset lindung nilai dari inflasi, emas masih naik 22% tahun ini, dibantu oleh suku bunga yang mendekati nol di banyak negara serta banjir stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Yield tinggi, obligasi Tanah Air dinilai bakal makin dilirik asing
Sementara itu, Bank Sentral Eropa membiarkan kebijakan tidak berubah, menolak tekanan untuk mengungkap lebih banyak stimulus di tengah gelombang baru pandemi, tetapi memberikan petunjuk paling jelas tentang pelonggaran baru pada pertemuan berikutnya di bulan Desember.
Selanjutnya: Wall Street rebound ditopang saham teknologi dan data ekonomi yang ciamik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News