Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) akan menggelar lelang terakhir surat berharga syariah negara (SBSN), Selasa (26/11). Target indikatif lelang ini sebesar Rp 1 triliun.
Mengutip situs DJPU, terdapat empat seri sukuk yang akan dilelang, yaitu seri SPN-S 27052014, seri PBS004 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2037, seri PBS005 yang jatuh tempo pada 15 April 2043, dan PBS006 yang jatuh tempo pada 15 September 2020.
Ariawan, analis Sucorinvest Central Gani mengatakan, lelang sukuk, pekan depan, masih akan diminati banyak investor. Potensi total permintaan yang masuk antara Rp 2 triliun-Rp 4 triliun. Namun, lelang akan diwarnai dengan tingginya permintaan yield dari investor.
Sebab, yield surat utang negara (SUN) juga menanjak usai rapat The Fed, Kamis (21/11). Tapi, "Pemerintah tidak lagi agresif memenangkan lelang. Jika yield yang diminta investor terlalu tinggi, pemerintah tidak akan memaksakan diri," ujar Ariawan.
Hingga saat ini, pemerintah telah mencapai 88,32% dari target lelang kuartal IV-2013 sebesar Rp 51,161 triliun. Artinya, sisa target yang belum terpenuhi sebesar Rp 6,031 triliun. Jika yield yang diminta investor tinggi, Ariawan optimistis, pemerintah masih berkesempatan mengejar target penerbitan pada lelang SUN terakhir yang dijadwalkan pada awal Desember.
Ekonom Bank Internasional Indonesia, Josua Pardede menuturkan, selain faktor eksternal, lelang sukuk akan dipengaruhi faktor internal, yaitu pelemahan rupiah. "Investor akan banyak masuk di tenor pendek mengingat nilai tukar rupiah masih ada potensi pelemahan dan defisit current account masih negatif," ungkap Josua. Ia bilang, pemerintah tidak akan agresif memenangkan lelang. Sebab, penyerapan anggaran pemerintah baru mencapai 70%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News